Sabtu, 27 April 2013

KIAT - KIAT MENJAGA HATI


 
Rosulullah saw. Bersabda,”jauhilah oleh kalian prasangka, karena prasangka adalah sedusta-dusta ucapan
Maksud dari prasangka diatas adalah keraguan yang ditanamkan kepadamu oleh seseorang tentang suatu hal, lalu kamu menganggapnya sebagai kebenaran dan memutuskan berdasarkan prasangka itu. Sedangkan yang dimaksud dengan su’uzhan(prasangka buruk) adalah ketika anda menjustifikasi sesuatu atau seseorang tanpa disertai dengan bukti-bukti yang mendukung justifikasi anda.
Menghilangkan prasangka dalam diri bukanlah suatu hal yang mudah, apalagi penyakit ini telah mendarah daging dihati kita, maka perlulah kiat-kiat ampuh untuk meluruhkan sedikit-demi sedikit penyakit ini dari hati kita.yaitu dengan:

  • 1.    Membersihkan hati
Kata imam ali bin abi tholib, hati yang bersih adalah hati yang sehat lagi hidup. Hati yang sehat berarti hati yang tidak berpenyakit. Dan hati yang hidup berarti hati yang memiliki cahaya terang. Bebas dari penyakit belum tentu memiliki cahaya yang terang, dan terang cahaya hati tidak akan berkilau manakala hati masih berpenyakitan.
Bagaimana cara membersihkan hati???hayo…ada ditergen tidak dirumah???ada sikat pakaian tidak dikost???dan ada air bersih tidak dikontrakan???J
Bukan itu ya…membersihkan hati bias dilakukan dengan membuang kotoran-kotoran yang menempel pada hati seperti iri, dengki, bohong, fitnah, su’uzhan, dll. Kemudian, basuh kotoran-kotoran itu dengan berdzikir…  

  • 2.    Mengedepankan kebaikan dari pada keburukan
Imam ali bin abi tholib berkata;”jangan sampai kamu berburuk sangka terhadap ucapan saudaramu padahal kamu masih melihat ada kemungkinan maksud baik dari ucapannya itu
Maksud dari ucapan imam ali adalah lihatlah kemungkinan baiknya dari ucapan seseorang yang tampak buruk, jangan lihat keburukannya. Kedepankan kebaikan dan jangan kedepankan keburukan.
Sama kayak ini ni…jangan melihat sesuatu dari sisi luarnya saja..tapi bukalah isinya…

  • 3.    Mengingatkan
Salah satu kwajiban orang yang berilmu adalah mendakwahkan ilmunya, sama dengan hal ini. Salah satu kewajiban orang yang benar harus memberitahu yang salah, agar yang salah bisa menjadi benar dan tidak istiqomah dalam kesalahanya. Jika dikaitkan dengan kasus su’uzhan, maka kewajiban kita adalah mengingatkan orang yang selalu su’uzhan agar tidak meneruskan su’uzhannya. Namun, perlu diingat bahwa sebelum kita memperingatkan orang lain maka hendaklah kita memeriksa diri kita sendiri terlebih dahulu. Tentunya ketika kita menasehati orang lain harus menggunakan bahasa yang baik yang tidak menyinggung harga diri orang lain.

  • 4.    Menjauhi hal-hal yang dapat mendatangkan su’uzhan
Ali bin abi tholib berkata”barang siapa meletakkan dirinya pada tempat dimana orang akan menggunjingnya, maka dia jangan menyalahkan orang yang berburuk sangka kepadanya
Karena itu, hendaklah kita menghindari atau menjauhi tempat-tempat yang didalamnya terdapat orang-orang yang suka su’uzhan.wallahu’alam bisshowab 



By : Bid.dakwah imm kom fik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar