Jumat, 03 Mei 2013

ADA SKENARIO ALLAH DIBALIK SKENARIO MANUSIA

     Di suatu hari tinggallah seorang wanita muslimah yang insya Allah sholihah. Sebutlah namanya Rahma, dia adalah anak tunggal dari sebuah keluarga sederhana. Namun kini Rahma hanya tinggal dengan ayahnya seorang. Karna ibunya telah lebih dahulu di panggil oleh yang Maha menghidupkan dan mematikan seseorang, Allah SWT.
    Rahma sangat aktif disetiap kegiatan,dia tak hanya mengejar ilmu duniawiah saja, melainkan ilmu-ilmu akhiratpun dia tak bosan untuk mempelajarinya. Dari satu tempat ke tempat yang lainnya, masjid satu ke masjid yang lainnya dia lakukan sebagai wujud cintanya pada islam agar benar-benar dia faham dan mengerti tentang islam.
     Suatu hari Rahma mendapatkan sebuah pesan indah dari ponselnya. Sebuah pesan yang berisi kata-kata nasihat dan motifasi untuk tetap istiqomah dalam memegang panji islam. namun yang membuat pesan itu menjadi aneh untuk Rahma adalah pesan itu muncul tanpa dia tahu siapa pengirimnya. Rahma berfikir bahwa mungkin itu adalah teman-teman akhwatnya dipengajian, namun ketika di tanyakan lewat pesan balasan, dia justru tak mendapatkan balasan sesuai yang dia harapkan.
     

Awalnya Rahma menganggap itu adalah suatu yang biasa, namun pesan itu tak hanya satu dua kali singgah di ponselnya, melainkan setiap hari. Ketika ditanyakan pada teman-teman pengajiannya yang akhwat, tak ada satupun dari mereka yang mengakuinya. Semula  Rahma tak ambil pusing dengan pesan yang setiap hari dia terima itu, dia berfikir akan menganggap bahwa pesan itu adalah sebuah tausiyah penyiram rohani yang di dapat secara Cuma-Cuma setiap hari. Namun rasa tak pernah bisa dibohongi.



   Sepandai apapun  Rahma dalam memalingkan fikirannya mengenahi pesan misterius itu, maka semakin kuat pula keinginannya untuk mengetahui pengirim pesan itu. Semakin Rahma berusaha untuk berfikir positif, maka semakin tinggi pula rasa penasaran Rahma untuk mencari tahu siapa pengirim misterius itu. Nampaknya kini Rahma sudah mulai dibuat pusing oleh pesan misterius itu.
     Rahma tak pernah merasa seaneh ini pada dirinya, dia tak pernah tahu siapa yang selalu mengirimkan pesan untuknya. Namun aneh, Rahma justru selalu menunggu pesan itu datang untuknya. Dia merasa begitu senang dan tenang ketika pesan itu datang.
Suatu hari, terjawablah semua penasaran yang selama ini Rahma pendam. Hari ini Rahma tidak mendapatkan sebuah pesan nasihat ataupun motivasi, melainkan dia dapati sebuah pesan yang cukup membuatnya lemah dan tak sanggup untuk berdiri dari seseorang yang selama ini dia anggap sebagai pengirim misterius.
“assalamu’alaikum..afwan ukhti, ana Abdullah.bukannya ana lancang, ana Cuma berniat untuk mengkhitbah ukhti.apakah ukhti bersedia?ana tak minta balasan sekarang”

     Pesan singkat yang cukup jelas dari seseorang yang mengaku dirinya Abdullah. Ya, sepetinya Abdullah tahu bahwa dia tak akan mendapatkan balasan itu saat itu juga, karna dia tahu, yang dia khitbah adalah seorang wanita muslimah yang tentu perlu berfikir panjang dan bermohon diri pada Allah agar dimantapkan hatinya. Karna itu, di akhir pesan Abdullah mengatakan bahwa dia tak minta  balasan saat itu juga.
    Siapa wanita yang tak terkejut ketika tiba-tiba ada seorang laki-laki yang secara langsung berniat  mengkhitbahnya? Bahkan dia tak pernah kenal atau melihat sama sekali orang yang mengkhitbahnya. Apa yang anda lakukan ketika hal itu terjadi pada anda?apakah anda akan langsung menjawab iya?atau bahkan anda akan menangis karna merasa dilecehkan? Merasa dijadikan mainan? Atau apa?
     Entah apa yang Sudah membuat Rahma menitiskan air mata, rasanya begitu berat. Di sisi lain Rahma senang mendengar kabar berita itu, meski dia juga tidak tahu apa yang membuatnya senang. Namun disisi lain dia juga bersedih karna takut kehilangan sesuatu, meski sebenarnya dia juga tidak tahu apa yang dia takuti kehilangannya. Apakah dia mengharapkan Abdullah atau justru dia takut kehilangan Abdullah.
     Beberapa hari setelah itu Abdullah tak lagi mengirimkan pesan pada Rahma, baik itu pesan nasihat maupun pesan yang lainnya. Namun aneh, Rahma justru merasa ada yang sepi pada ponselnya jika pesan dari Abdullah tidak muncul di pinselnya. Sepertinya rasa rindu mulai sedikit terlihat pada diri Rahma. Dan sepertinya virus merah jambu juga sudah mulai merasuki relung hati Rahma.
     Karena Rahma adalah seorang aktivis yang tahu akan koridor islam, maka dia menyiasati dirinya agar tak terjerumus dalam zina hati yang dibawa oleh virus merah jambu yang kini sedang tumbuh dihatinya. Dia berfikir akan menerima khitbah dari Abdullah, tentunya setelah dia memohon kemantapan hati pada Allah Tuhannya.
    Malam itu Rahma berniat untuk memberitahukan kabar gembira itu pada sang ayah sebelum akhirnya dia memberitahukanya pada Abdullah. Namun sepertinya Allah berkehendak lain, semua tak berjalan sesuai apa yang diharapkan Rahma. Sebelum Rahma menceritakan kabar  gembira itu, sang ayah sudah terlebih dahulu memberitahukan kabar yang menurut Rahma adalah kabar duka untuknya.

“Rahma anakku, kamu sudah besar..sudah saatnya kamu menikah, ayah sudah tak sabar ingin menggendong anakmu sebelum ayah pergi nantinya..ayah sudah tua..dan ayah sudah mendapatkan calan menantu yang cocok untukmu..namanya Roy, dia adalah anak teman ayah dulu..tapi dia adalah mantan narapidana..mungkin nanti kalian bisa saling belajar untuk menjadi lebih baik lagi..”demikian kabar yang disampaikan oleh sang ayah.

   Hati Rahma begitu sakit, ingin rasanya dia menangis. Namun disisi lain dia tak ingin mengecewakan sang ayah yang selama ini dia sayangi. Sambil menahan tangis, Rahma berkata pada sang ayah.”ayah, apakah menurut ayah Roy adalah orang yang pas untuk Rahma?”kata rahma.kemudian sang ayah menjawab;”iya, kenapa tidak?dia baik..dia anak teman ayah..kamu ndak mau?” “ayah, kalau memang menurut ayah itu yang terbaik untuk Rahma, maka Rahma akan ikut ayah..” demikian jawaban Rahma yang kemudian dia masuk kekamar karna tak sanggup lagi menahan air matanya.
    Rahma memang anak yang sangat berbakti pada ayahnya, bahkan dia berani mengambil keputusan yang itu sangat bertentangan dengan hatinya. Dia melakukan semua itu hanya karena tak ingin membuat sang ayah kecewa. Bahkan dia sama sekali tak menyinggung tentang Abdullah yang sudah berhari-hari mengisi hatinya. Satu hal yang membuat Rahma menangis dengan keputusan sang ayah, Rahma tak pernah tahu apa yang sudah difikirkan sang ayah sehingga beliau tega memberikan anaknya pada seseorang yang tak pernah dia kenal, dan bahkan dia adalah seorang mantan narapidana.
”Pasti dia bukan orang yang sholih, pasti juga dia bukan orang yang berketurunan baik, mana mungkin dia bisa menjadi imam untuknya?ayah..apa yang sedang ayah fikirkan..?” demikian keluhan hati Rahma sembari berusaha untuk tegar dan menerima.

    Pagi pun tiba, dengan sedikit rasa canggung Rahma memberanikan diri untuk mengirim pesan pertama pada Abdullah
”assalamu’alaikum..afwan, awalnya ana berniat untuk menerima khitbah dari antum, namun ketika ana hendak berbicara pada ayah ana, justru Allah berkehendak lain. Ayah telah menjodohkan ana pada seseorang yang katanya adalah mantan  narapidana kasus narkoba, miras, dll tanpa pernah tahu apa yang sebelumnya ingin ana sampaikan”

“Berarti antum belum menyampaikan niat baik ana pada ayah antum?” balasan dari Abdullah

“Belum..ana tak ingin mengecewakan ayah..”jawab Rahma

“ukhti, seharusnya ukhti bicara pada ayah antum terlebih dahulu..sampaikan niat baik ana pada ayah antum, agar ayah antum juga tahu yang sebenarnya..bahwa antum sudah ada yang mengharapkan..”dari Abdullah

“afwan..”singkat padat yang sekaligus menutup perbincangan mereka lewat sms

    Beberapa hari berjalan,ternyata Rahma masih belum bisa melupakan sosok Abdullah dalam benaknya. Padahal sekalipun Rahma tak pernah melihat Abdullah. Namun rasa itu begitu kuat. Sampai ternyata  Abdullah pun merasakan hal yang sama. Mereka berdua masih saling mengharapkan, namun mereka tak akan menentang takdir yang Allah tetapkan untuk mereka.beberapa kali Abdullah meminta agar Rahma menyampaikan niat baik Abdullah pada ayah Rahma dengan berfikir bahwa akan ada harapan setelah ayah tahu hal yang sebenarnya, namun Rahma selalu menolak dengan alasan tak ingin mengecewakan sang ayah. Karna baginya ayah lebih berarti dari pada hatinya..hingga  Abdullahpun merasa  putus asa dan belajar ikhlas untuk melepaskan Rahma pada orang lain.
    Kontak terhenti setelah itu, namun beberapa hari kemudian Abdullah kembali mengirim pesan untuk Rahma,
”assalamu’alaikum..afwan, mungkin kisah kita akan terhenti sampai disini.sepertinya Allah telah merencanakan sesuatu yang lain untuk kita, tidak ada gunanya lagi terus berharap pada yang tidak pasti, mulai hari ini ana akan berusaha untuk ikhlas. Ukhti, benar kata ukhti..taatlah pada ayah ukhti, karna tak mungkin ayah akan tega memberikan anaknya pada orang yang tidak baik..percayalah bahwa  ayah ukhti melakukan sesuatu yang memang itu terbaik untuk ukhti.jadi belajarlah ikhlas sebagaimana ana juga belajar ikhlas untuk itu. Semoga ukhti benar-benar menjadi wanita sholihah yang akan taat pada suami ukhti nantinya..dan ana mohon, do’akanlah suatu kebaikan untuk ana, karna ternyata ana juga telah dijodohkan ayah ana dengan seseorang yang ana tak pernah tahu sebelumnya..”

“wa’alaikumussalam..jika boleh ana tahu siapa wanita beruntung itu?”jawab Rahma

“ana juga ndak tahu, tapi kata ayah ana dia adalah anak dari teman ayah yang dulunya adalah mantan penyanyi dangdut.do’akan ana ukthi agar ana mampu membimbingnya dan menjadi imam yang baik untuknya..”

“aamiin..iya..barokallahu fik..”jawab Rahma yang setelah itu tak ada lagi pesan dari Abdullah maupun Rahma sampai menjelang pernikahan keduanya..

   Bahkan sampai hari H pernikahannyapun Rahma masih belum kenal dan mengerti siapa calon suaminya. Tapi Rahma merasakan sesuatu yang aneh, dalam hati dia berkata sebenarnya siapa sih roy itu ?bukankah dia adalah seorang yang bukan orang sholih? Tapi kenapa resepsi dan  hampir semua yang berkenaan dengan pernikahan ini berjalan sesuai dengan syar’i? Dari mulai tempat pengantin yang terpisah antara pengantin putra dan pengantin putri, kemudian  tempat tamu yang juga terpisah, cara ijab yang dia  tidak tahu(pengantin putri ada di tempat berbeda/tidak disandingkan), model pernikahan yang sederhana tanpa baju pengantin ala hindu, tanpa sound sistem menyala dengan lagu-lagu ala jahiliyah, dll. Sebenarnya Roy itu siapa..?siapa..?demikianlah yang sekarang sedang bergejolak dipikiran Rahma.
    Resepsi pun usai, kini Rahma dan Roy resmi menjadi suami dan istri. Malam pertamapun tiba, Rahma  dan Roy berada dalam satu  atap kamar yang sederhana. Disanalah mereka baru tahu wajah dari pasangan mereka yang kini telah resmi menjadi suami dan istri mereka. Seperti pengantin pada umumnya, mereka saling bercakap-cakap dan mengenalkan diri.


“sebelumnya mohon maaf, nama saya Roy alias Abdullah..dulu saya adalah pengguna narkoba, minuman keras, dan yang lainnya, namun sekarang insya Allah sudah menjadi mantan..^_^” sambil tersenyum melihat wajah istrinya,

Senyum Abdullah disambut dengan tangis haru Rahma..
”suamiku, tahukah engkau bahwa aku adalah Rahma yang beberapa minggu lalu pernah engkau mengirimkan pesan untuk berniat mengkhitbahku..namun ketika itu aku sudah terlanjur dijodohkan dengan seseorang yang bernama Roy..dan ternyata itu adalah kamu..seseorang yang sudah membuatku tak bisa tidur tenang, seseorang yang pertama kalinya memberikan virus merah jambunya padaku..”sembari terisak,

Seketika  Abdullah terkejut dan melihat wajah istrinya, “benarkah? Lalu siapa gadis yang katanya dulu pernah menjadi penyanyi dangdut  ?”dengan wajah herannya..

Namun kini Rahma yang justru tersenyum melihat wajah heran suaminya..”gadis itu adalah aku..dulu aku memang menjadi penyanyi dangdut keliling, tapi ketika aku tahu itu tidak baik untukku, maka kini aku telah meninggalkannya..”

Akhirnya merekapun tersenyum sembari bersama mengucap...”subhanallah...

Ya, subhanallah sekali melihat kisah diatas. Tidak ada yang tahu rahasia Allah, ingat bahwa janji Allah itu pasti. Dalam surat An Nur ayat 26 dijelaskan bahwa”perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji(pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula)”
Maka, pasangan kita adalah cerminan dari kita, jangan berharap mendapatkan pasangan yang baik jika pribadi belum baik.  Karena itu, berusahalah memperbaiki diri. Agar Allah juga memperbaiki jodoh yang memang disiapkan untuk kita. Wallahu’a’lam bisshowab. Semoga Allah senantiasa menjaga diri kita dari kemaksiatan dan dosa. Aamiin…

By : Bidang Dakwah IMM Kom. FIK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar