Di suatu hari tinggallah seorang wanita muslimah yang insya
Allah sholihah. Sebutlah namanya Rahma, dia adalah anak tunggal dari sebuah
keluarga sederhana. Namun kini Rahma hanya tinggal dengan ayahnya seorang.
Karna ibunya telah lebih dahulu di panggil oleh yang Maha menghidupkan dan
mematikan seseorang, Allah SWT.
Rahma sangat aktif disetiap kegiatan,dia tak hanya mengejar
ilmu duniawiah saja, melainkan ilmu-ilmu akhiratpun dia tak bosan untuk
mempelajarinya. Dari satu tempat ke tempat yang lainnya, masjid satu ke masjid
yang lainnya dia lakukan sebagai wujud cintanya pada islam agar benar-benar dia
faham dan mengerti tentang islam.
Suatu hari Rahma mendapatkan sebuah pesan indah dari
ponselnya. Sebuah pesan yang berisi kata-kata nasihat dan motifasi untuk tetap
istiqomah dalam memegang panji islam. namun yang membuat pesan itu menjadi aneh
untuk Rahma adalah pesan itu muncul tanpa dia tahu siapa pengirimnya. Rahma
berfikir bahwa mungkin itu adalah teman-teman akhwatnya dipengajian, namun
ketika di tanyakan lewat pesan balasan, dia justru tak mendapatkan balasan
sesuai yang dia harapkan.
Awalnya Rahma menganggap itu adalah suatu yang biasa, namun
pesan itu tak hanya satu dua kali singgah di ponselnya, melainkan setiap hari.
Ketika ditanyakan pada teman-teman pengajiannya yang akhwat, tak ada satupun
dari mereka yang mengakuinya. Semula
Rahma tak ambil pusing dengan pesan yang setiap hari dia terima itu, dia
berfikir akan menganggap bahwa pesan itu adalah sebuah tausiyah penyiram rohani
yang di dapat secara Cuma-Cuma setiap hari. Namun rasa tak pernah bisa
dibohongi.
Sepandai apapun Rahma
dalam memalingkan fikirannya mengenahi pesan misterius itu, maka semakin kuat
pula keinginannya untuk mengetahui pengirim pesan itu. Semakin Rahma berusaha
untuk berfikir positif, maka semakin tinggi pula rasa penasaran Rahma untuk
mencari tahu siapa pengirim misterius itu. Nampaknya kini Rahma sudah mulai
dibuat pusing oleh pesan misterius itu.
Rahma tak pernah merasa seaneh ini pada dirinya, dia tak
pernah tahu siapa yang selalu mengirimkan pesan untuknya. Namun aneh, Rahma
justru selalu menunggu pesan itu datang untuknya. Dia merasa begitu senang dan
tenang ketika pesan itu datang.
Suatu hari, terjawablah semua penasaran yang selama ini
Rahma pendam. Hari ini Rahma tidak mendapatkan sebuah pesan nasihat ataupun
motivasi, melainkan dia dapati sebuah pesan yang cukup membuatnya lemah dan tak
sanggup untuk berdiri dari seseorang yang selama ini dia anggap sebagai
pengirim misterius.
“assalamu’alaikum..afwan ukhti, ana Abdullah.bukannya ana
lancang, ana Cuma berniat untuk mengkhitbah ukhti.apakah ukhti bersedia?ana tak
minta balasan sekarang”
Pesan singkat yang cukup jelas dari seseorang yang
mengaku dirinya Abdullah. Ya, sepetinya Abdullah tahu bahwa dia tak akan
mendapatkan balasan itu saat itu juga, karna dia tahu, yang dia khitbah adalah
seorang wanita muslimah yang tentu perlu berfikir panjang dan bermohon diri
pada Allah agar dimantapkan hatinya. Karna itu, di akhir pesan Abdullah
mengatakan bahwa dia tak minta balasan
saat itu juga.
Siapa wanita yang tak terkejut ketika tiba-tiba ada seorang laki-laki
yang secara langsung berniat
mengkhitbahnya? Bahkan dia tak pernah kenal atau melihat sama sekali
orang yang mengkhitbahnya. Apa yang anda lakukan ketika hal itu terjadi pada
anda?apakah anda akan langsung menjawab iya?atau bahkan anda akan menangis
karna merasa dilecehkan? Merasa dijadikan mainan? Atau apa?
Entah apa yang Sudah membuat Rahma menitiskan air mata,
rasanya begitu berat. Di sisi lain Rahma senang mendengar kabar berita itu,
meski dia juga tidak tahu apa yang membuatnya senang. Namun disisi lain dia
juga bersedih karna takut kehilangan sesuatu, meski sebenarnya dia juga tidak
tahu apa yang dia takuti kehilangannya. Apakah dia mengharapkan Abdullah atau
justru dia takut kehilangan Abdullah.
Beberapa hari setelah itu Abdullah tak lagi mengirimkan
pesan pada Rahma, baik itu pesan nasihat maupun pesan yang lainnya. Namun aneh,
Rahma justru merasa ada yang sepi pada ponselnya jika pesan dari Abdullah tidak
muncul di pinselnya. Sepertinya rasa rindu mulai sedikit terlihat pada diri
Rahma. Dan sepertinya virus merah jambu juga sudah mulai merasuki relung hati
Rahma.
Karena Rahma adalah seorang aktivis yang tahu akan koridor
islam, maka dia menyiasati dirinya agar tak terjerumus dalam zina hati yang
dibawa oleh virus merah jambu yang kini sedang tumbuh dihatinya. Dia berfikir
akan menerima khitbah dari Abdullah, tentunya setelah dia memohon kemantapan
hati pada Allah Tuhannya.
Malam itu Rahma berniat untuk memberitahukan kabar gembira
itu pada sang ayah sebelum akhirnya dia memberitahukanya pada Abdullah. Namun
sepertinya Allah berkehendak lain, semua tak berjalan sesuai apa yang
diharapkan Rahma. Sebelum Rahma menceritakan kabar gembira itu, sang ayah sudah terlebih dahulu
memberitahukan kabar yang menurut Rahma adalah kabar duka untuknya.
“Rahma anakku, kamu sudah besar..sudah saatnya kamu menikah,
ayah sudah tak sabar ingin menggendong anakmu sebelum ayah pergi nantinya..ayah
sudah tua..dan ayah sudah mendapatkan calan menantu yang cocok untukmu..namanya
Roy, dia adalah anak teman ayah dulu..tapi dia adalah mantan
narapidana..mungkin nanti kalian bisa saling belajar untuk menjadi lebih baik
lagi..”demikian kabar yang disampaikan oleh sang ayah.
Hati Rahma begitu sakit, ingin rasanya dia menangis. Namun
disisi lain dia tak ingin mengecewakan sang ayah yang selama ini dia sayangi.
Sambil menahan tangis, Rahma berkata pada sang ayah.”ayah, apakah menurut ayah
Roy adalah orang yang pas untuk Rahma?”kata rahma.kemudian sang ayah
menjawab;”iya, kenapa tidak?dia baik..dia anak teman ayah..kamu ndak mau?”
“ayah, kalau memang menurut ayah itu yang terbaik untuk Rahma, maka Rahma akan
ikut ayah..” demikian jawaban Rahma yang kemudian dia masuk kekamar karna tak
sanggup lagi menahan air matanya.
Rahma memang anak yang sangat berbakti pada ayahnya, bahkan
dia berani mengambil keputusan yang itu sangat bertentangan dengan hatinya. Dia
melakukan semua itu hanya karena tak ingin membuat sang ayah kecewa. Bahkan dia
sama sekali tak menyinggung tentang Abdullah yang sudah berhari-hari mengisi
hatinya. Satu hal yang membuat Rahma menangis dengan keputusan sang ayah, Rahma
tak pernah tahu apa yang sudah difikirkan sang ayah sehingga beliau tega
memberikan anaknya pada seseorang yang tak pernah dia kenal, dan bahkan dia
adalah seorang mantan narapidana.
”Pasti dia bukan orang yang sholih, pasti
juga dia bukan orang yang berketurunan baik, mana mungkin dia bisa menjadi imam
untuknya?ayah..apa yang sedang ayah fikirkan..?” demikian keluhan hati Rahma
sembari berusaha untuk tegar dan menerima.
Pagi pun tiba, dengan sedikit rasa canggung Rahma
memberanikan diri untuk mengirim pesan pertama pada
Abdullah
”assalamu’alaikum..afwan, awalnya ana berniat untuk menerima khitbah
dari antum, namun ketika ana hendak berbicara pada ayah ana, justru Allah
berkehendak lain. Ayah telah menjodohkan ana pada seseorang yang katanya adalah
mantan narapidana kasus narkoba, miras,
dll tanpa pernah tahu apa yang sebelumnya ingin ana sampaikan”
“Berarti antum belum menyampaikan niat baik ana pada ayah
antum?” balasan dari Abdullah
“Belum..ana tak ingin mengecewakan ayah..”jawab Rahma
“ukhti, seharusnya ukhti bicara pada ayah antum terlebih
dahulu..sampaikan niat baik ana pada ayah antum, agar ayah antum juga tahu yang
sebenarnya..bahwa antum sudah ada yang mengharapkan..”dari Abdullah
“afwan..”singkat padat yang sekaligus menutup perbincangan
mereka lewat sms
Beberapa hari berjalan,ternyata Rahma masih belum bisa
melupakan sosok Abdullah dalam benaknya. Padahal sekalipun Rahma tak pernah
melihat Abdullah. Namun rasa itu begitu kuat. Sampai ternyata Abdullah pun merasakan hal yang sama. Mereka
berdua masih saling mengharapkan, namun mereka tak akan menentang takdir yang Allah tetapkan untuk mereka.beberapa kali
Abdullah meminta agar Rahma menyampaikan niat baik Abdullah pada ayah Rahma
dengan berfikir bahwa akan ada harapan setelah ayah tahu hal yang sebenarnya,
namun Rahma selalu menolak dengan alasan tak ingin mengecewakan sang ayah.
Karna baginya ayah lebih berarti dari pada hatinya..hingga Abdullahpun merasa putus asa dan belajar ikhlas untuk melepaskan
Rahma pada orang lain.
Kontak terhenti setelah itu, namun beberapa hari kemudian
Abdullah kembali mengirim pesan untuk Rahma,
”assalamu’alaikum..afwan, mungkin
kisah kita akan terhenti sampai disini.sepertinya Allah telah merencanakan
sesuatu yang lain untuk kita, tidak ada gunanya lagi terus berharap pada yang
tidak pasti, mulai hari ini ana akan berusaha untuk ikhlas. Ukhti, benar kata
ukhti..taatlah pada ayah ukhti, karna tak mungkin ayah akan tega memberikan
anaknya pada orang yang tidak baik..percayalah bahwa ayah ukhti melakukan sesuatu yang memang itu
terbaik untuk ukhti.jadi belajarlah ikhlas sebagaimana ana juga belajar ikhlas
untuk itu. Semoga ukhti benar-benar menjadi wanita sholihah yang akan taat pada
suami ukhti nantinya..dan ana mohon, do’akanlah suatu kebaikan untuk ana, karna
ternyata ana juga telah dijodohkan ayah ana dengan seseorang yang ana tak
pernah tahu sebelumnya..”
“wa’alaikumussalam..jika boleh ana tahu siapa wanita
beruntung itu?”jawab Rahma
“ana juga ndak tahu, tapi kata ayah ana dia adalah anak dari
teman ayah yang dulunya adalah mantan penyanyi dangdut.do’akan ana ukthi agar
ana mampu membimbingnya dan menjadi imam yang baik untuknya..”
“aamiin..iya..barokallahu fik..”jawab Rahma yang setelah itu
tak ada lagi pesan dari Abdullah maupun Rahma sampai menjelang pernikahan keduanya..
Bahkan sampai hari H pernikahannyapun
Rahma masih belum kenal dan mengerti siapa calon suaminya. Tapi Rahma merasakan
sesuatu yang aneh, dalam hati dia berkata sebenarnya siapa sih roy itu ?bukankah
dia adalah seorang yang bukan orang sholih? Tapi kenapa resepsi dan hampir semua yang berkenaan dengan pernikahan
ini berjalan sesuai dengan syar’i? Dari mulai tempat pengantin yang terpisah
antara pengantin putra dan pengantin putri, kemudian tempat tamu yang juga terpisah, cara ijab
yang dia tidak tahu(pengantin putri ada
di tempat berbeda/tidak disandingkan), model pernikahan yang sederhana tanpa
baju pengantin ala hindu, tanpa sound sistem menyala dengan lagu-lagu ala
jahiliyah, dll. Sebenarnya Roy itu siapa..?siapa..?demikianlah yang sekarang
sedang bergejolak dipikiran Rahma.
Resepsi pun usai, kini Rahma dan Roy resmi menjadi suami dan
istri. Malam pertamapun tiba, Rahma dan
Roy berada dalam satu atap kamar yang
sederhana. Disanalah mereka baru tahu wajah dari pasangan mereka yang kini
telah resmi menjadi suami dan istri mereka. Seperti pengantin pada umumnya,
mereka saling bercakap-cakap dan mengenalkan diri.
“sebelumnya mohon maaf, nama saya Roy alias Abdullah..dulu
saya adalah pengguna narkoba, minuman keras, dan yang lainnya, namun sekarang
insya Allah sudah menjadi mantan..^_^” sambil tersenyum melihat wajah istrinya,
Senyum Abdullah disambut dengan tangis haru Rahma..
”suamiku, tahukah engkau bahwa aku
adalah Rahma yang beberapa minggu lalu pernah engkau mengirimkan pesan untuk
berniat mengkhitbahku..namun ketika itu aku sudah terlanjur dijodohkan dengan
seseorang yang bernama Roy..dan ternyata itu adalah kamu..seseorang yang sudah
membuatku tak bisa tidur tenang, seseorang yang pertama kalinya memberikan
virus merah jambunya padaku..”sembari terisak,
Seketika Abdullah
terkejut dan melihat wajah istrinya, “benarkah? Lalu siapa gadis yang katanya
dulu pernah menjadi penyanyi dangdut
?”dengan wajah herannya..
Namun kini Rahma yang justru tersenyum melihat wajah heran
suaminya..”gadis itu adalah aku..dulu aku memang menjadi penyanyi dangdut
keliling, tapi ketika aku tahu itu tidak baik untukku, maka kini aku telah
meninggalkannya..”
Akhirnya merekapun tersenyum sembari bersama
mengucap...”subhanallah...”
Ya, subhanallah sekali melihat kisah diatas. Tidak ada yang
tahu rahasia Allah, ingat bahwa janji Allah itu pasti. Dalam surat An Nur ayat
26 dijelaskan bahwa”perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji,
dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji(pula), sedangkan
perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang
baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula)”
Maka, pasangan kita adalah cerminan dari kita, jangan
berharap mendapatkan pasangan yang baik jika pribadi belum baik. Karena itu,
berusahalah memperbaiki diri. Agar Allah juga memperbaiki jodoh yang memang
disiapkan untuk kita. Wallahu’a’lam bisshowab. Semoga Allah senantiasa menjaga
diri kita dari kemaksiatan dan dosa. Aamiin…
By : Bidang Dakwah
IMM Kom. FIK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar