Rabu, 24 April 2024

Apakah Atlet E-Sport Membutuhkan Program Preventif Untuk Mencegah Gangguan Musculoskeletal ?


Oleh : IMMawan Muhammad Raihan Ishad
Bendahara satu
2023/2024


1. Perkembangan Industri E-Sports
    E-sport adalah suatu bentuk kompetisi dimana pemain atau tim berkompetisi dalam video game multipemain secara virtual melalui komputer atau handphone dan diresmikan oleh International Olympic Committee (IOC) sebagai cabang olahraga tanggal 28 Oktober 2017 di Lausanne, Swiss,[1] dan pertama kali dipertandingkan di Asian Games pada tahun 2018 dan terus berkembang hingga sekarang yang gamer aktifnya sebanyak 3,32 Miliar pada tahun 2024.[2]

2. Permasalahan Muskuloskeletal pada Atlet E-Sports
    Dibalik perkembangannya yang begitu cepat, E-Sports mendapat banyak kritik kontroversial sebagai cabang olahraga yang berpotensi kurangnya aktivitas fisik sehingga menyebabkan berbagai potensi-potensi cedera pada tubuh termasuk cedera musculoskeletal. Hal ini dikarenakan kebanyakan para atlet E-Sports duduk dalam jangka waktu tertentu dengan rata-rata durasi berlatih lebih dari 10 jam per hari, dan 40% diantaranya tidak melakukan aktivitas fisik. Dengan duduk dalam waktu yang lama apa lagi dengan postur yang buruk dan tanpa diselingi dengan aktivitas fisik lainnya membuat kinerja otot-otot leher, bahu, punggung, dan pinggang menjadi lebih extra, alhasil terjadi ketegangan pada otot-otot tersebut dan jika dibiarkan akan menyebabkan bad posture dan jika dibiarkan akan menjadi bad pattern atau bad habbit yang akan berdampak buruk di waktu yang akan datang. Istilah “gamer neck” atau “Nintendo neck” yang digunakan pada permasalahan atlet E-Sports dimana nyeri leher yang diakibatkan karena tulang belakang bagian servikal menekuk dalam waktu yang panjang saat menunduk ke arah layar handphone atau komputer. Maka dari itu atlet E-Sports merasakan gejala perubahan degenerative servikal lebih awal yaitu radikulopati servikal. Berdasarkan jurnal “Managing the health of the eSport athlete: an integrated health management model” 42% atlet E-Sports merasakan nyeri pada leher dan juga punggung.[1], [3] 
    Pada studi yang lain yang melibatkan 50 orang atlet mobile-gaming, didapatkan sebanyak 46% dan 44% peserta sering dan kadang-kadang merasa lelah, sementara 34% dan 58% masing-masing mengalami kelelahan mata yang sering dan lebih dari 30% peserta melaporkan sakit kepala dan rhinitis.[4] Diagnosa medis lain yang sering dialami kebanyakan atlet E-Sports diantaranya carpal tunnel syndrome, de quervain syndrome, dan epicondylitis lateral akibat penggunaan keyboard atau controller yang berlebihan. Selain itu resiko yang dapat dialami para atlet antara lain overuse pada tendon bahu, siku, dan pergelangan tangan yang akan menyebabkan nyeri dan kekakuan, nyeri pada leher, pinggang atau biasa disebut low back pain, nyeri pada bokong, dan ketegangan pada otot hamstrings. [3]
    Selain duduk dalam waktu yang lama para atlet E-Sports melakukan gerakan repetitive (berulang). Gerakan repetitive yang dilakukan atlet E-Sports rata-rata melakukan 500-600 gerakan aksi per menit dengan reaksi yang cepat dan kontrol yang akurat. Dengan melakukan gerakan yang berulang dan juga cepat, membuat kinerja otot-otot yang berada di pergelangan tangan dan juga jari-jari menjadi lebih ekstra dan itu dilakukan dalam waktu yang cukup lama yang akan membuat otot-otot tersebut menjadi tegang dan juga overuse. Sehingga sekitar 32% dan 36% atlet E-Sports mengeluhkan nyeri tangan dan pergelangan tangan.[1] Dengan duduk dalam postur yang buruk dan juga melakukan gerakan yang repetitive dalam waktu yang lama yaitu sekitar lebih dari 10 jam menjadi faktor penyebab gangguan musculoskeletal yang terjadi pada atlet E-Sports.

3. Bagaimana untuk mencegah terjadinya gangguan musculoskeletal tersebut
    Berdasarkan tingkat permasalahan musculoskeletal yang dialami oleh para atlet E-Sports maka program preventif sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya gangguan musculoskeletal pada atlet kedepannya karena jika terjadi gangguan musculoskeletal akan mempengaruhi performa baik dirinya sendiri maupun tim kedepannya. Tidak sedikit dari atlet e-sports yang harus take a break bahkan pensiun diakibatkan adanya gangguan musculoskeletal yang dialaminya. Maka dari itu untuk pemberian program preventif yang tepat dibutuhkan pelatih khusus seperti pelatih fisik dan juga fisioterapis dalam sebuah tim E-Sports untuk mengontrol aktivitas para atlet. Jadi tidak hanya bermain ­game, ada aktivitas lain yang dilakukan oleh atlet E-Sports. Contohnya tim ONIC E-Sports divisi Mobile Legends memaparkan pada MPL ID season 10 tahun 2022 bahwa mereka memiliki pelatih fisik yang dimana dengan hadirnya pelatih fisik ini memperkuat sisi endurance baik dari sisi kardio maupun kekuatan otot dari para pemain dalam bermain game dan menjaga performa pemain agar tidak turun ketika menghadapi game yang panjang. [5]
    Peran pelatih fisik dan juga fisioterapis disini bisa memberikan program preventif kepada para atlet berupa perbaikan postur ketika bermain jangan sampai para atlet ini selama bermain dalam waktu yang cukup lama postur mereka buruk yang akan menyebabkan gangguan musculoskeletal kedepannya. Pencegahan lainnya berupa meminta para atlet untuk melakukan peregangan pada jari,tangan, pergelangan tangan, bahu, punggung, dan pinggang baik disela-sela jeda permainan maupun setelah permainan.
    Dalam menjaga kebugaran para atlet E-Sports, pelatih fisik dan fisioterapi dapat memberikan program-program preventif seperti program fleksibilitas, program kardiovaskular dan respirasi, program penguatan, dan juga program relaksasi. Karena kebugaran para atlet juga sangat perlu diperhatikan agar performa dalam pertandingan dapat maksimal, mencegah terjadinya under perform dari para pemain ketika menghadapi game panjang dan menghindari terjadinya cedera pada atlet. Berikut beberapa program preventif yang dapat diberikan kepada atlet ­E-Sports.

a) Program Fleksibilitas
    Program fleksibilitas bermanfaat untuk merileksasikan otot-otot pada leher, punggung, pinggang, bahu, lengan, dan pada pergelangan tangan yang bekerja ketika bermain, menghindari terjadinya cedera, ketegangan otot, nyeri, kram, maupun kesemutan ketika bermain maupun setelah bermain. Salah satu latihan pada porgam fleksibilitas ini yaitu latihan peregangan atau stretching. Beberapa latihan peregangan yang bisa diberikan untuk atlet E-Sports ­dengan durasi 15-20 menit per harinya. Latihan peregangan, antara lain peregangan pada punggung contohnya back to heel stretch - 2 x 10 reps (tahan selama 5 detik disetiap posisi), bridges - 2x10 reps (tahan selama 3 detik ketika naik), latihan ini bermanfaat untuk meregangkan otot abductor hip, gluteus maximus, dan juga hamstrings, child’s pose - 1x3 reps (tahan selama 30 detik) latihan ini bermanfaat untuk meregangkan otot punggung ke bawah, dan cobra stretch ­1x5 reps (tahan selama 10 detik) bermanfaat untuk meregangkan otot perut dan juga punggung bagian bawah, peregangan pada leher contohnya side to side head turns - 1x10 setiap sisi (tahan selama 5 detik disetiap sisi) dan neck rotations - 1x10 setiap sisi (tahan selama 5 detik disetiap sisi) kedua latihan ini bermanfaat untuk meregangkan otot-otot pada leher seperti sternocleidomastoideus dan juga scaleni , peregangan pada pergelangan tangan contohnya wrist stretch - 3x10 detik di setiap tangan, latihan ini bermanfaat untuk meregangkan otot-otot flexor dan juga ekstensor pada tangan.

b) Program Kardiovaskular dan respirasi
    Program kardiovaskular dan respirasi ini bermanfaat untuk meningkatkan endurance atau daya tahan dari atlet agar ketika bermain atau bertanding dalam waktu yang panjang, performa pemain tidak turun dan bisa stabil. Salah satu latihan pada program ini ialah latihan aerobic. Pemberiannya dapat bervariasi, biasanya dengan olahraga tradisional seperti lari, bersepeda atau mendayung, baik di dalam ruangan di fasilitas gym maupun di luar ruangan. Selain itu untuk membentuk kekompakan tim dan juga interaksi antar sesama, olahraga yang disarankan seperti sepak bola dan bola basket menjadi alternatif latihan yang dapat diberikan. Pemberian latihan aerobic yang disarankan 2-3 kali per minggu dengan durasi 30-45 menit per sesinya, contoh program 45 menit latihan dengan berlari selama 15 menit non-stop kemudian jalan kaki selama 15 menit kemudian berlari lagi selama 15 menit non-stop atau bersepeda selama 45 menit.

c) Program Penguatan
    Program ini bermanfaat untuk memperbaiki postur tubuh, menjaga dan meningkatkan kekuatan tubuh terutama otot-otot yang ada di pergelangan tangan, lengan, bahu, core muscle, dan juga yang ada di hip, dan juga untuk mencegah terjadinya cedera bagi para atlet E-Sports. Program penguatan ini dapat diberikan 2-3 per minggu dengan durasi 30-45 menit per sesinya Latihan pada program ini yaitu terbagi menjadi 2 jenis yaitu endurance dan strengthening. Latihan endurance bertujuan untuk meningkatkan daya tahan otot sehingga ketika bermain para atlet tidak mudah lelah ketika bermain game dalam waktu yang lama. Latihan jenis endurance yang dapat diberikan diantaranya wall sit - 3 set (tahan selama 1-2 menit) bermanfaat untuk meningkatkan kekuatan otot paha, push-up - 3 set (repetisi maksimal untuk setiap set) bermanfaat untuk meningkatkan kekuatan otot lengan atas, split squats - 3 set (10-12 repetisi) bermanfaat untuk meningkatkan kekuatan otot yang ada di bokong dan juga paha depan , hip airplane- 3 set (10-15 repetisi) bermanfaat untuk meningkatkan dan menstabilkan otot yang berada di pinggul, plank hold - 3 set (penahanan maksimal untuk setiap set) bermanfaat untuk meningkatkan kekuatan core muscle, lateral plank hold - 2 set (penahan maksimal untuk setiap set) bermanfaat untuk meningkatkan kekuatan otot bahu, pinggul, dan juga core muscle, dan abdominal jackknifes - 2 set (repetisi maksimal untuk setiap set) bermanfaat untuk meningkatkan kekuatan otot perut. [6] Jenis latihan yang kedua yaitu strengthening latihan ini bertujuan untuk meningkatkan masa otot menjaga postural dan meningkatkan kekuatan otot. Latihan ini menggunakan beban dan beberapa latihan ini diantaranya seated shoulder press- 15-10 reps[7] bermanfaat untuk meningkatkan kekuatan otot bahu, bench press - 10-15 reps bermanfaat untuk meningkatkan kekuatan otot dada, bahu, dan juga lengan, biceps curl- 3-4 set, 8-12 reps bermanfaat untuk meningkatkan kekuatan otot biceps brachii, dan deadlift- 2-3 set, 12 reps bermanfaat untuk meningkatkan kekuatan genggaman tangan dan juga meningkatkan kekuatan core muscle, bokong dan juga paha.

d) Program Relaksasi
    Program relaksasi ini selain untuk relaksasi otot juga bermanfaat untuk manajemen stress pada atlet. Karena dalam bermain game ada namanya menang dan kalah dan ada juga disebut easy game yaitu ketika para atlet dapat menyelesaikan game dengan mudah, dan ada juga disebut hard game, yaitu ketika atlet dapat menyelesaikan game dengan tidak mudah yang biasanya durasi game itu lebih lama. Dengan adanya program relaksasi ini dapat membantu mengontrol stress para atlet agar ketika habis menjalani game yang panjang apa lagi tidak menang, pemain tidak merasakan stress yang akan mempengaruhi performa dalam bermain. Diantara program relaksasi yang dapat diberikan ialah breathing techniques, imagery, meditation, progressive muscle relaxation, music listening dan disarankan diberikan 15-30 menit[8] dan untuk mengoptimalkan dalam bertanding diberikan 1-2 jam sebelum bertanding.[9]
    Selain itu, pelatih fisik dan fisioterapis juga harus memastikan waktu istirahat para atlet tercukupi. Ini juga membantu untuk menjaga performa dan juga kebugaran para atlet. Karena dengan waktu istirahat yang tercukupi, para atlet akan lebih fresh dan berenergi ketika berlatih maupun bertanding. Jika para atlet kekurangan waktu istirahat, para atlet akan merasakan lemas, letih, lesu yang akan mempengaruhi performa dari atlet itu sendiri.

4. Kesimpulan
    Program preventif atau pencegahan sangat diperlukan dalam dunia E-Sports untuk mencegah terjadinya cedera musculoskeletal pada atlet E-Sports itu sendiri. Beberapa program preventif seperti edukasi kepada pemain untuk menjaga postur ketika bermain, pemberian program kebugaran seperti program fleksibilitas dengan latihan peregangan yang bermanfaat untuk rileksasi otot-otot, program kardiovaskular dan respirasi dengan latihan aerobic yang bermanfaat untuk daya tahan para atlet, program penguatan dengan jenis latihan endurance dan resistance atau strengthening untuk meningkatkan kekuatan otot tubuh, mencegah cedera, dan juga memperbaiki postur, dan program relaksasi yang bermanfaat untuk relaksasi otot dan juga manajemen stress para atlet. Pelatih fisik dan fisioterapis dalam satu tim juga dibutuhkan agar pemberian program preventif untuk para atlet E-Sports itu tepat sasaran dan sesuai dengan prosedur yang ada. Dan adanya program preventif ini diharapkan agar kondisi para atlet E-Sports tetap prima dan maksimal baik ketika bertanding maupun ketika tidak bertanding dan terhindar dari berbagai gangguan musculoskeletal.



DAFTAR PUSTAKA

[1] J. Difrancisco-Donoghue, J. Balentine, G. Schmidt, and H. Zwibel, “Managing the health of the eSport athlete: An integrated health management model,” BMJ Open Sport Exerc Med, vol. 5, no. 1, Jan. 2019, doi: 10.1136/bmjsem-2018-000467.

[2] J. Howarth, “How Many Gamers Are There? (New 2024 Statistics),” Exploding Topics. Accessed: Apr. 16, 2024. [Online]. Available: https://explodingtopics.com/blog/number-of-gamers

[3] D. Harianda and P. A. G. Lupiya, “Manajemen Kesehatan Atlet E-Sports,” Cermin Dunia Kedokteran, vol. 50, no. 8, pp. 447–450, Aug. 2023, doi: 10.55175/cdk.v50i8.668.

[4] W.-K. Lam, R.-T. Liu, B. Chen, X.-Z. Huang, J. Yi, and D. W.-C. Wong, “Health Risks and Musculoskeletal Problems of Elite Mobile Esports Players: a Cross-Sectional Descriptive Study.,” Sports Med Open, vol. 8, no. 1, p. 65, May 2022, doi: 10.1186/s40798-022-00458-3.

[5] R. F. F, “ONIC Esports Punya Pelatih Fisik di MPL ID S10, Apa Saja Latihannya?,” GRID GAMES.ID. Accessed: Apr. 16, 2024. [Online]. Available: https://www.google.com/amp/s/games.grid.id/amp/153462817/onic-esports-punya-pelatih-fisik-di-mpl-id-s10-apa-saja-latihannya

[6] M. Kollat, “Esports Exercise and Diet Plan by Head of Performance at EXCEL ESPORTS,” T3.com. Accessed: Apr. 17, 2024. [Online]. Available: https://www.t3.com/features/the-best-esports-exercise-and-diet-plan-by-head-of-performance-at-excel-esports

[7] A. Golby, “How Fitness Exercises Can Boost Your Esports Training,” myprotein.com. Accessed: Apr. 23, 2024. [Online]. Available: https://www.myprotein.com/thezone/training/fitness-exercises-esports-training/

[8] M. Hohn, “Intensive training schedules in esports for amateur and semi-pro leagues: a challenge with opportunities,” Linked in. Accessed: Apr. 23, 2024. [Online]. Available: https://www.linkedin.com/pulse/intensive-training-schedules-esports-amateur-semi-pro-manu-h%C3%B6hn-1mhpe

[9] O. Leis, M. Watson, L. Swettenham, I. Pedraza-Ramirez, and F. Lautenbach, “Stress Management Strategies in Esports: An Exploratory Online Survey on Applied Practice.”