“BINTANG
TERTUTUP TABIR”
Oleh: IMMawati Ahmada Norma Syinta
Perkembangan dunia yang
dinamis membuat kami kesusahan dalam mengambil sikap dan memanfaatkan sesuatu. Banyak
pertimbangan yang dipikirkan hingga lupa apa prioritas yang perlu di utamakan. 2020
bukanlah tahun yang baik untuk kami hadapi banyak perubahan besar yang
menggeser keyakinan kuat kami menjadi sebuah ketakutan sehingga membekukan
langkah di awal kehidupan baru kami. Tidak ada generasi yang ingin dipandang
buruk, meski memang itu kekurangan yang kami alami tapi hal tersebut tidak
membuat kami mundur. Kami tetap teguh dalam mengambil langkah dan gejolak
keinginan yang kuat mendorong kami tetap terus melanjutkan tekad kami, dengan
minimnya komunikasi dan pengalaman empiris untuk menjalani fase berat kami.
Fase dimana kami tidak
saling mengenal dan menjalani proses panjang tanpa tahu harus perpegang pada
siapa, tidak ada yang begitu kuat untuk menjadi penguat dan tempat bersandar
hanya usaha pimpinan yang membuat kami tahu harus bagaimana walaupun terlihat
tak kasat mata. Posisi kami yang kurang manguntungkan membuat kami sadar tidak
sepatutnya generasi setelah kami merasakan betapa sulit yang kami hadapi.
IMM yang kami maknai
bukan sekedar organisasi yang kami masuki tapi menjadi sebuah keluarga,
saudara, dan teman yang menemani kami berproses selama kader dan melewati
periodesasi 1. Kami yang penuh keraguan melangkah menjadi pimpinan, dipaksa mampu untuk menjadi seorang kakak
dimana kami juga masih ingin merasakan diayomi, dikader, dan diberi pengertian
tapi pada akhirnya semua itu tidaklah secara maksimal kami dapatkan.
Dinamika angkatan 2020
pada periode 1 kepemimpinan memberikan efek syok kepada kami yang baru saling
mengenal dan bertemu siapa saja teman kami rintangan besar apa yang akan
dihadapi didepan kami. Tidak ada hal yang dapat terpikirkan dibenak kami saat
itu, yang kami pikirkan hanyalah cara bertahan, menambah ilmu, dan mendapat benefit dari IMM. Tapi ternyata IMM
tidak sesederhana itu, kami menyadari banyak hal yang kami lewatkan dan tidak
kami dapatkan ketika menjadi calon pimpinan. Ilmu yang seharusnya dapat matang
dan terimplementasikan saat pimpinan justru baru kami dapatkan saat pimpinan. Sekompleks
itulah hal yang kami hadapi terlebih kami yang belum bisa berkumpul full team saat membuat forum.
Rintangan awal itu
hanyalah sebagian kecil yang kami hadapi tapi ada hal yang membuat kami lebih
terdewasakan oleh keadaan yaitu ketika laporan pertanggungjawaban. Kami tidak
bisa menolong satu sama lain, saat itu kami
termenung terbujurkaku menyaksikan teman kami hingga dia terluka begitu berat.
Kami menyadari banyak hal yang perlu kami refleksikan, ditengah kegaduhan ini
kami mendapat kabar teman seperjuangan kami pindah.
Merefleksikan hal yang
banyak membawa kami pada sebuah keputusan untuk berkumpul serta membahas apa
yang perlu dipersiapkan untuk periode 2. Tapi kesedihan menghinggapi kami karna
ada yang harus meninggalkan kami bersembilan karena alasan yang tidak bisa kami
bantah, dengan keputusan mereka kami menghargai apa yang diputuskan dan ambil.
Akhirnya dengan segala resiko yang ada kami bertekad melanjutkan ke pimpinan 2.
Bagi angkatan kami yang
lemah secara kuantitas dan kualitas, dasar kesadaran itulah mejadikan tekad
kami untuk saling mengguatkan dan melengkapi. Meskipun, realitanya kami tidak
bersama-sama lagi untuk saling menguatkan. Kami mulai takut dan meragukan
apakah kami bisa membimbing angkatan 2021.
“Dengan
membulatkan tekad kami, ternyata dapat melewati hingga sejauh ini” ucap
salah satu dari kami. Ntah seberapa berat hal yang telah kami lewati untuk
melawan diri senidri, dosen, teman, dan orang tua kami demi dapat melanjutkan
tampuk kepemimpinan Ikatan ini. Meski belum maksimal kami berharap bukan hal
jelek yang diingat dari angkatan kami . Jika dikatakan kami tidak memiliki target
pada periodesasi kedua, aku bisa katakana “ya”
dan “tidak” karna target kami adalah dapat memberikan contoh bahwa saling
memahami, berkomunkasi, saling menguatkan, dan membangun antar angkatan maupun
dalam angkatan adalah kunci dalam mempertahankan ikatan. Kami hanya ingin
menjadi contoh kongkrit dan refrensi rasa syukur angkatan setelah kami serta
refleksi semangat untuk memperjuangkan ikatan dan nilai-nilai didalamnya.
Kami ucapkan terima
kasih atas segala kesempatan yang telah diberikan oleh Alumni serta kakak-kakak
sebelum kami yang telah membimbing dan mempercayakan tampuk kepemimpinan meski
kami tahu banyak kekurangan. Kami bukanlah angkatan yang lemah tapi kami
angkatan yang sadar akan kekurangan kami sehingga kami bisa menjadi salah satu
contoh agar angkatan kedepan jauh lebih baik dari kami.
Harapan kami curahkan
kepada tampuk kepemimpinan yang akan datang semoga kalian dapat jauh lebih baik
dan dapat memperbaiki apa yang belum atau tidak dapat kami lakukan selama 2
periode di Komisariat. Salam hangat kami untuk kalian angakatan 2021 & 2022
semoga amanah, dalam mengemban amanah
serta mencetak kader-kader yang luar biasa.
Kami merupakan bintang
yang tertutup tabir proses kamilah yang kami banggakan bukan torehan prestasi
yang dapat kami tampilkan meski demikian inilah usaha maksimal kami, jika amanah dapat memilih orang yang salah
tapi nyatanya pepatah selalu berkata amanah tidak pernah berlabuh pada pundak
yang salah, Kami angakatan AMI 2020 pamit undur diri. Jika kalian bertanya
kami menjawab jika kalian butuhkan kami ada itulah kami AMI 2020 KOMISARIAT IMM
FIK.
#Pengalaman
Empiris #Ahmada Norma Syinta #Husna Khonsya Rosyada #Uswatun Hasanah #Klarisa Salsa Bila Maharani #Kharina Indira Astuti #Rewita Putri Denaru Kelimari #Ruzain
Zarir Syaifullah Ahmad |
#Londita
Remanda #Dhesy
Hamdan Lafaiz #Mayra
Rizky Susanti #Sisilia
Hani Oktavira #
Auliaa Ghozi Raid Ma’ruf |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar