Jumat, 09 Juni 2023

Reaktualitas Kapasitas Dan Kapabilitas Untuk Inklusifitas Perkaderan

 Reaktualitas Kapasitas Dan Kapabilitas Untuk Inklusifitas Perkarderan

Oleh: Klarisa Salsa Bila Maharani 

        IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) didirikan di yogyakarta pada tanggal 14 maret 1964 (29 Syawal 1384 H ) . Organisasi otonom tingkat mahasiswa pada PTM maupun non-PTM yaitu IMM memiliki nilai sejarah, ideology dan pergerakan yang berhubungan erat dengan Muhammadiyah. Kelahiran IMM yang dipengaruhi oleh dua faktor yaitu ekstern dan intern. Dibubarkannya wadah mahasiswa islam yaitu HMI pada masa itu yang mengakibatkan desakan dari ekstern untuk terbentuknya wadah baru bagi mahasiswa sedangkan Faktor Intern yang berasal dari kepentingan kelanjutan gerakan muhammadiyah itu sendiri karena pada masa soekarno organisasi harus diakui dan memperoleh dukungan yang kuat dari masyarakat maka dari itu IMM adalah salah satu usaha muhammadiyah untuk memperluas dukungan masyarakat hal seperti ini tidak hanya dilakukan oleh muhammadiyah saja akan tetapi juga juga dilakukan oleh pergerakan lainnya untuk membentuk oranisasi-organisasi penunjang. IMM bukanlah sebagai pengganti HMI akan tetapi IMM ini yang ingin membantu eksistensi HMI dan mempertahankan dari rong-rongan PKI yang ingin membubarkannya menurut Noor Chozin Agham. Kesimpulannya adanya IMM bukanlah sebuah ketidaksengajaan akan tetapi IMM dibentuk karena IMM dianggap penting daam
menjalankan perkaderan Muhammadiyah. IMM memiliki tujuan mengusahakan terbentuknya akademisi islam berakhlak mulia dalam rangka terwujudnya tujuan muhammadiyah. Dalam sisi history, ideology dan gerakan IMM pun tidaklah jauh bahkan berhubungan erat dengan muhammadiyah, yang dimana Muhammadiyah memiliki tujuan menjunjung tinggi Agama islam sehingga terwujud masyarakat islam yang sebenarbenarnya. Demi mencapai itu IMM menyusuan rancangan perkaderan yang memiliki prinsipprinsip metodologi perkaderan yang tercantum dalam SPI(Sistem Perkaderan Ikatan). Hal pertama yang ada didalamnya adalah internalisasi ideology yang memilki 3 kompenen dalam membina kader IMM yaitu Tahap transfer nilai, Tahap transaksi nilai, Tahap transformasi.

        Ortom yang telah berumur 58 tahun ini sudah mengukir sejarag panjang di Indonesia dan banyak sekali pemikiran-pemikiran sebagai ideology gerakan. Tri Kompetensi Dasar salah satunya, yak yang dikenal dengan TKD ini sudah dikenalkan ke mahasiswa sejak Masta bahkan dihapahamkan lagi di sekolah perkaderan penunjang DAD, tidak sampai situ saja bahkan TKD ini dibahas lagi di DAD. Ideology ini terus diulang-ulang agar tertanam di diri kader bukan hanya sebuah bacaan atau tulisan yang berada di internet atau buku-buku IMM. Akan tetapi realita di lapangan sekarang ideology-ideology imm hanyalah sebagai pajangan di internet, buku-buku, pembahasan yang kurang didalami bahkan di aplikasikan dalam kehidupan kita ber-IMM. Menurut pandangan saya ideology IMM memudar dan perkaderan pun menurut saya masih mengalami kegagapan padahal covid-19 telah usai, semua hal sudah dilakukan sudah mulai offline, lalu apakah yang salah ? yang menjalankan perkaderankah atau siapa?. Perkaderan adalah suatu hal yang penting dan pondasi awal untuk menanamkan ideology agar lebih ikhlas dalam berorganisasi dan secara maksimal dan muwejudkan tujuan IMM itu sendiri.

        Religiusitas,Intelektualitas dan humanitas adalah Tri Kompetensi Dasar IMM. Ketiga hal ini yang mulai pudar di IMM, kita bahas dari religiusitas, religusitas yang berarti keagamaan ini dari yang saya lihat mungkin hanya sedikit yang menerapkan dalam kehidupan, semisal apakah setiap sebelum rapat terdapat kultum dan membaca al-qur’an ? yak hal ini sebetulnyya cukup sepele akan tetapi sering diabaika, ini hanya perihal ketika rapat belum hal yang lain. Kita organisasi keislaman yang kurang berislam apakah itu benar ? padahal agama inilah yang sebagai tombak kit berorganisasi ini. Intelektualitas yang sering diartikan sebagai kemahasiswaan atau keilmuan, IMM salah satu ortom di tingkatan mahasiswa ini adalah harapan agar ilmu yang telah di dapat hingga tingkatan mahsiswa ini dapat bermanfaat dan disebarluaskan tidak hanya sebagai anganangan saja. Saya sering mendengar dari alumni IMM terdahulu bahwa IMM itu sering menulis sebuah buku atau artikel dsb, akan tetapi yang saya lihat saat ini tulisan IMM ini kian redup, bahkan ketika saya mencari tentang IMM yang keluar dari web yang ditulis tahu 2018, 2017, dan hanya sedikit tulisan dari tahun 2022, 2021. Lalu kemanakah IMM saat ini yang kurang terlihat ini?. TKD yang terakhir yaitu humanitas. Humanitas yang dikenal yang kemsyarakatan atau kemanusiaan menurut saya hal ini juga masih redup di zaman sekarang, apkaah IMM mulai masuk ke desa-desa dan melestarikan desa tersebut atau ke desa tersebut hanya sebatas proker dan bkan panggilan atau dasar kemanusiaan ?, Demo yang beberaa kali sering dilakukan apakah demo-demo
itu didasarkan oleh panggilan jiwa atau hanya untuk konten semata? Banyak sekali al yang perlu di renungkan dan mengembalikan ideology IMM agar tertanam didalam diri setiap kader. IMM dalam menyusun perkaderan telah di atur di dalam SPI bahkan SPI pun sekrang sudah ada yang baru untuk melengkapi SPI lama. Pada SPI lama yang lebih memuat tentang tata cara dan aturan aturan dalam melaksanakan perkaderan akan tetapi di dalam SPI yang baru menurut yang
saya baca lebih ditekankan kepada pemahaman pemahaman istilah istilah perkaderan yang belum dijelaskan di SPI lama, bahkan di SPI baru pun diawali dengan ayat perkaderan, ayat –ayat tersebut sebagai alasan kita mengapa melakuakn perkaderan dan begitu pentingnya kita melakukan perkaderan. Kedua SPI tersebut saling melengkapi satu sama lain untuk menyempurnakan system perkderan di IMM ini. Lalu siapa kah yang menjalankan perkaderan ini? Yang menjalankan perkaderan ini selama saya di IMM yaitu kader yang sudah DAD yang dibukikan dengan syahadah dan telah menjadi pimpinan maka merekalah yang akan melakukan transfer ideology, ilmu dsb, hal tersebut juga sudah dijelakan diSPI baru untuk lebih rincinya. Pintu utama untuk masuk ke IMM adalah DAD yang dibantu oleh fasilitaor yaitu instruktur. Isntruktur adalah kader yang telah melakukan perkaderan khusus minimal LID atau tingkatan dasar. Instruktur ini sangatlah penting karena instruktur lah yang akan meningkatkan jiwakritis kader, menganalisis kader, dan menyusun rencana dan berbagai racikan agar kader itu lahr sesuai dengan yang diinginkan. Peran instruktur yang tidak main-main mengakibatkan pundak instruktur yang berat dan harus selalu mengupgrade dirinya untuk menjadi lebih baik agara bisa melahirkan kader kader yang militan dan sebagainya. Instruktur bukanlah suatu peran yang mudah akan tetapi suatu tugas yang mulia dan insya allah amal jariyah.

        Instruktur yang tertulis di SPI baru ada 8 yaitu the diagnostic function, the planning function, the facility function, the educationa function, the motivational function,the managerial function, the resource function, the evaluate function. 8 fungsi instruktur ini harus dimilikioleh instruktur dari awal yaitu instruktur harus bisa mendiagnosa kader, kemudian membuat rencana dengn diagnose yang telah ada, kemudian memfasilitasi kader tersebut untuk berkembang dengaan segala konsepan dan renacana yang sudah dibentuk, mendidik atau sebagai sarana belajar bagi kader maka keilmuan instruktur harus sellau di upgrade sesuai kebutuhan ader dan memenuhi perkembangan jaman, instruktur sebagai motivator untuk menumbuhkan gairah dan semangat belajar dan berkembang. Insruktur sebagai managerial meliputi 4 yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan kepemimpinan, resource function ini adalah fungsi riset yang dimana setelah melakukan pembelajaran dsb, instruktur meriset rumusan tujuan, pengumpulan dan pengolahan datadan interprestasi hasil, evaluate function adalah ketika semuanya informasi dikumpulkan dan di evaluasi dari hal yan pertama hingga akhir. Fungsi inni untuk mengetahui keefektifan program perkaderan yang telah dibuat.

        Tema PID kulon progo kali ini yang menyongsng tema dengan mewujudkan instruktur inklusif berkemajuan, inklusif berkemajuan yang telah disongsong oleh DPP IMM periode 2022-20233 agar lebih terbuka dan bisa berkolaborasi dengan yang lain sehingga tidak terkesan tertutup atau menutup diri, dengan adanya kolaborasi diharapkannya akan lebih terbuka dan bisa berdampak ke kemajuan islam itu sendiri. Ketika ingin menyimpulkan ideal nya instruktur yang dimana instruktur kah disini sebagai tokoh utama perkderan akan tetapi saya masih kurang mengetahui isi dalam nya instruktur itu sendiri dan saa rasa di dalam SPI baru sudah rinci sekali dan sudah sangat ideal seseorang instruktur itu maka dari itu kita berusaha untk mewujudkan peran-peran instruktur itu agar maksimal. Yang intinya meningkatkan kapasitas isi dari instruktur tersebut dari sei ilmu, wawasan dan pengalaman yang bisa didapat dariperkaderan pendukung lainnya agar bisa memaksimalkan peran instruktur tersebut.

Daftar pustaka

Dewan Pimpina Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. 2011. Sistem Perkaderan Ikatan. Jakarta

Syifa.2021”Inklusif berkemajuan, DPP IMM Periode 2021-2023”, https://muhammadiyah.or.id/inklusif-berkemajuan-tujuan-dpp-imm-periode-2021-2023/, diakses pada 09 November 2022 pukul 19.10 wib