Selasa, 20 Agustus 2024

Semarak Misbach Harsa! IMM FIK UMS menjadi Tim Medis dalam Kegiatan Cek Kesehatan Gratis Ratusan Warga Desa Kembang Kuning, Cepogo Boyolali


Disusun Oleh :

Nadhila Putri Utami

Sekretaris Bidang RPK 2023/2024


Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta menjadi tim medis pada kegiatan Cek Kesehatan Gratis dalam rangka semarak "Misbach Harsa 4" yang diadakan oleh Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah  Misbach cabang Sukoharjo pada hari Ahad, 28 Juli 2024. Acara ini diselenggarakan di Kembang Kuning, Cepogo, Kabupaten Boyolali.

Cek kesehatan gratis ini merupakan program pengabdian kepada masyarakat dan sebagai bentuk kerjasama rutin antara bidang Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat PK IMM Misbach dengan LazisMu PDM Boyolali yang bermaksud menciptakan kebahagiaan bagi sang penerima abdi dan sang pemberi abdi. Selain itu dimaksudkan agar mahasiswa mampu menggunakan dua bahasa dalam percakapan hidup, yaitu menggunakan bahasa intelektual sebagai mahasiswa dan bahasa daerah sebagai sosok masyarakat yang kembali berpulang ke tempat asal.

Dipilihnya Desa Kembang Kuning, Cepogo dikarenakan daerah tersebut masih minim akan tenaga medis dan jauh dari fasilitas kesehatan. Selain itu mayoritas warga berprofesi sebagai petani tembakau sehingga perlu diadakan penyuluhan dan cek kesehatan. Cek kesehatan ini meliputi cek gula darah, asam urat, dan tekanan darah disertai edukasi edukasi pada setiap warga untuk mengontrol gaya hidup dan nutrisi sehari hari. Tujuh tenaga medis IMM FIK UMS juga dibantu oleh tiga tenaga medis dari IMM Al-Fatih ITS PKU Muhammadiyah Surakarta siap siaga untuk melayani cek kesehatan dan mengedukasi secara personal kepada ratusan warga di Desa Kembang Kuning, Cepogo.

"Senang sekali mbak, baru pertama ini di desa kami didatangi tim medis untuk cek kesehatan. Jadi kami bisa memanfaatkannya secara gratis dan mendapat nasihat dari tim medis agar kami hidup sehat." Ucap Bu Ngatemi dari Dukuh Sukorejo Desa Kembang Kuning saat diwawancarai oleh tim media IMM FIK UMS.

PK IMM Misbah pun merasa terbantu dengan adanya tim medis dari IMM FIK UMS dan IMM Al-Fatih ITS PKU Muh. Surakarta, "Kami senang sekali dengan bantuan dari teman teman tim kesehatan karena dari Misbah sendiri belum ada yang mumpuni dan terkualifikasi untuk melakukan cek kesehatan sendiri dan dari jumlah personil dari Misbach juga kurang untuk bisa menghandle semua kegiatan Misbach Harsa jadi kehadiran teman teman FIK dan Al-Fatih sangat membantu" Ucap Dimas, salah seorang IMMawan dari IMM Misbach.

Selain acara cek kesehatan gratis, kegiatan "Misbach Harsa" ini juga dimeriahkan dengan bazar pasar murah, kajian akbar, dan bakti sosial yang diharapkan bisa menjadi implementasi dan support Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah untuk masyarakat dalam jangka panjang.

 





 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Rabu, 17 Juli 2024

Bom Waktu Cedera Mengintai di Balik Layar Esport: Kapan Fisioterapi Bertindak?


Disusun Oleh : 
Samiyem dan Ajeng Adela Selandani
Mahasiswi Fisioterapi 2022 


     Esport menjadi cabang olahraga yang sangat populer baru-baru ini. Banyak sekali event pertandingan esport dari skala nasional hingga internasional. Salah satu contoh event skala nasional seperti piala presiden 2019 dan skala internasional seperti Liga Call of Duty 2016, kejuaraan The International 8, Kejuaraan Dota 2 Asia, dan Kejuaraan Dunia League of Legends 2018. Esport menarik minat dari berbagai kalangan, dari remaja hingga dewasa, terutama pria. Di Asia jumlah pemain esport pada tahun 2019 yaitu 64,67% dari total pemain di dunia, yang mencapai 778 juta orang. Hal ini menunjukkan bahwa esport telah menjadi bagian penting dari budaya permainan modern.
     Di balik minat terhadap esport yang meningkat pesat, olahraga ini dapat menyebabkan berbagai masalah fisik. Para pemain esport sering kali menghadapi tantangan dalam menjaga kesehatan fisik karena duduk dalam waktu yang lama sehingga timbul masalah, seperti low back pain dan kifosis. Hal ini terjadi karena para pemain esport mempertahankan posisi postur yang tidak ergonomis sehingga pada atlet esport memiliki postur yang jauh lebih buruk daripada non atlet. Atlet esport juga rentan terkena cedera tangan, seperti carpal tunnel syndrome dan dequirvein syndrome. Oleh sebab itu, perhatian ekstra sangat diperlukan terhadap manajemen postur dan kesehatan fisik pada komunitas esport.
  Realitanya, studi terkait aktivitas esport dan dampaknya terhadap masalah fisik mengambil sampel yang umumnya dari remaja non-atlet esport profesional. Mayoritas penelitian hanya memfokuskan pada durasi dan frekuensi bermain, sedangkan penelitian yang mendalami keseluruhan aktivitas, termasuk frekuensi, intensitas, dan durasi, masih sangat terbatas. Ini menjadi informasi penting bagi fisioterapi, yang memiliki peran krusial dalam mengurangi risiko cedera, mencegahnya, melakukan intervensi, dan rehabilitasi, terutama dalam konteks olahraga elektronik. Dengan kurangnya penelitian yang menyelidiki secara komprehensif terkait semua aspek aktivitas saat bermain game online dan dampak yang ditimbulkan, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam.
     Sejalan linear dengan Keputusan Kemenkes RI Nomor HK.01.07/Menkes/1077/2024 yang tercantum dalam daftar keterampilan fisioterapi pada poin terapi latihan 131 sampai 176, fisioterapi sebagai tenaga kesehatan memiliki peran dalam menyelesaikan permasalahan fisik pada atlet esport. Bentuk pelayanan yang diberikan oleh fisioterapi adalah latihan kontrol postur, massage, dry needling, neuromuskular dan Myofascial Release Therapy (MRT) terkait dengan gerak dan fungsi. Fisioterapi memegang peran krusial dalam menangani permasalahan pada esport, apabila atlet esport tidak ditangani maka akan menyebabkan permasalahan penyakit yang lebih kompleks khususnya pada postur. Upaya preventif dan edukasi sangat perlu dilakukan untuk mengurangi risiko cedera pada esport.
  Studi yang dilakukan oleh Peake et al., 2021 menunjukkan bahwa pendekatan menyeluruh dari promotif hingga kuratif terhadap kesehatan fisik, termasuk fisioterapi, dapat meningkatkan kinerja secara keseluruhan bagi pemain esport. Pemberian edukasi kepada pemain esport mengenai manfaat fisioterapi preventif menjadi langkah penting dalam memastikan kesehatan mereka tetap terjaga di tengah lingkungan permainan yang sering kali menuntut tingkat intensitas dan kompetitif yang tinggi. Di samping itu, adanya perawatan fisioterapi secara teratur juga dapat memperpanjang karier pemain esport dalam dunia kompetitif dan menjaga kebugaran jangka panjang. Peran aktif fisioterapi ini dapat meningkatkan performa dan kesehatan pemain esport.
    Namun, belum ada standar protokol yang secara spesifik dirancang untuk pemain esport sehingga peran aktif fisioterapi belum maksimal. Solusi dapat dilakukan dengan melakukan adaptasi prinsip-prinsip fisioterapi yang telah terbukti efektif dalam olahraga lain, yang melakukan aktivitas dengan posisi duduk jangka panjang. Dengan demikian, protokol fisioterapi yang spesifik untuk pemain esport belum sepenuhnya mapan, literatur dan penelitian yang ada memberikan landasan yang penting untuk pengembangan lebih lanjut dalam upaya mencegah cedera dan mempertahankan kesehatan mereka. Hal ini dapat menjadi dasar dalam pengembangan protokol yang lebih spesifik dari segi efektivitas intervensi fisioterapi maupun identifikasi faktor risiko dan strategi pencegahan yang lebih efektif.
     Berdasarkan permasalahan tersebut, maka solusi yang dapat diusulkan untuk meningkatkan peran fisioterapi dalam mendukung kesehatan dan kinerja pemain esport, harus didasarkan pada literatur dan penelitian yang sudah ada. Meskipun masih diperlukan lebih banyak penelitian dan pengembangan untuk memaksimalkan peran fisioterapi dalam esport, literatur yang ada menunjukkan bahwa integrasi fisioterapi dalam perawatan rutin dapat memberikan manfaat signifikan dalam menjaga kesehatan dan meningkatkan performa pemain esport.
    Penting untuk meningkatkan pendidikan dan kesadaran tentang peran penting fisioterapi di kalangan pemain esport, manajer tim, dan pelatih. Fisioterapi bisa menyediakan informasi yang jelas tentang manfaat fisioterapi dalam mencegah cedera dan meningkatkan performa dapat membantu mengubah paradigma dan memotivasi penggunaan secara rutin. Studi-studi ini memberikan dasar ilmiah yang kuat untuk mengembangkan praktik dan protokol fisioterapi yang lebih baik untuk industri esport. Dengan mengadopsi pendekatan ini, diharapkan peran fisioterapi dalam memberikan intervensi dan edukasi dalam mendukung kesehatan dan kinerja pemain esport dapat ditingkatkan secara signifikan.

REFERENSI

Iqbal, M., & Simamora, Y. (2024). Analisis Trend Perkembangan E-Sport dalam Pendidikan Olahraga. Jurnal Tunas Pendidikan, 6(2), 451-457.

Khudzaifah, K., Kristiyanto, A., Aprilijanto, T., & Riyadi, S. (2023). Analisis Esport Sebagai Cabang Olahraga Baru. Prosiding Simposium Nasional Multidisiplin (SinaMu), 4, 416-423.

Nggi, R. I. (2024). Aksiologi Aksiologi Game Mobile Legends Bang Bang Sebagai Olahraga Non Fisik di Kota Kupang. Jurnal Prestasi Olahraga, 7(3), 176-181.

Palma-Ruiz, J. M., Torres-Toukoumidis, A., González-Moreno, S. E., & Valles-Baca, H. G. (2022). An overview of the gaming industry across nations: using analytics with power BI to forecast and identify key influencers. Heliyon, 8(2).

Sulistyaningsih, S., & Putri, A. R. H. (2020). Myofascial Release Menurunkan Nyeri dan Meningkatkan Fungsional Leher Myofascial Pain Syndrome Otot Upper Trapezius. Jurnal Keterapian Fisik, 5(2), 122-131.

Menilik Sejauh Apa Fisioterapi sebagai Edukator “Doping” dalam Olahraga

 

Disusun Oleh : 

Samiyem dan Ajeng Adela Selandani

Mahasiswi Fisioterapi 2022


     Dunia olahraga tidak hanya tentang menitikberatkan keringat dan dedikasi, tetapi juga tentang ambisi serta pertarungan yang sengit untuk mencapai puncak kemenangan prestasi. Sayangnya, ambisi tersebut mendorong atlet untuk menempuh jalan pintas yang terlarang yaitu penggunaan doping. Praktik terlarang ini bagaikan pisau bermata dua, meningkatkan performa instan di satu sisi, namun memiliki bahaya kesehatan dan melanggar nilai-nilai sportivitas. Pada tahun 2020 tercatat 1.923 pelanggaran aturan doping di seluruh dunia hingga tahun 2018 (WADA, 2020). Berdasarkan kasus tersebut, dunia olahraga kehilangan esensinya dalam menjembatani sportivitas permainan olahraga.

     Di tengah gejolak isu doping yang tengah meluap, fisioterapi hadir sebagai sekutu penting dalam menjaga integritas dan kesehatan para atlet. Fisioterapi sebagai edukator mengenai isu doping, dengan latar belakang pemahaman yang mendalam tentang doping, fisioterapi seharusnya dapat memainkan peran krusial ini. Dimana fisioterapi dapat ikut serta sebagai figur perantara anti-doping pada atlet.

     Namun, realitas berkata lain, fisioterapi memiliki pengetahuan yang minim terhadap permasalahan doping. Hal tersebut dibuktikan dengan menilik sedikitnya pembahasan-pembahasan seperti diskusi, workshop, seminar mengenai doping dalam fisioterapi. Pembuktian yang kedua adalah pada mata kuliah fisioterapi olahraga yang belum menyentuh aspek operasional mengenai doping, kurikulum hanya berfokus pada materi rehabilitasi pasca cedera olahraga. Dampaknya, fisioterapi belum cukup kompeten untuk mengidentifikasi dan menangani potensi doping, edukasi dan pencegahan doping yang terhambat, serta peran fisioterapi dalam isu fisioterapi menjadi kabur.

     Realitas yang ada tidak sesuai dengan peraturan yang sudah ditetapkan oleh World Confederation for Physical Therapy (WCPT) pada pasal 2.1 sampai 2.5 dan Peraturan UUD Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 pasal 34 sampai dengan 36. Pertama, pasal 34 tentang olahraga harus diselenggarakan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai sportivitas, fair play, dan kemanusiaan. Kedua, pasal 35 Doping dalam olahraga dilarang. Ketiga, pasal 36 tentang Pemerintah, Komite Olimpiade Indonesia, Komite Olahraga Nasional Indonesia, dan organisasi cabang olahraga bertanggung jawab untuk mencegah dan memberantas doping dalam olahraga. Secara garis besar pasal tersebut menjelaskan peranan fisioterapi harus menghindari praktik yang membahayakan kesehatan. Fisioterapi juga dinilai harus memberikan pelayanan yang aman sesuai dengan standar profesi bagi atlet sehingga tetap menjaga etika, nilai-nilai dan kode etik fisioterapi. Dalam pemahaman WCPT tersebut fisioterapi seharusnya menjadi edukator tentang doping pada atlet dan masyarakat luas.

     Setiap hukum yang diberlakukan memiliki sanksi apabila tidak ditaati. Sanksi yang didapatkan yaitu atlet yang menggunakan doping dilarang bertanding (Bagaskhara & Untung, 2024). Sanksi tersebut sangat berat bagi atlet, apalagi dengan usaha yang dipersiapkan sebelum pra-pertandingan. Inilah pentingnya fisioterapi sebagai edukator doping dalam olahraga untuk menghindari sanksi yang sangat fatal bagi atlet. Urgensi peran fisioterapi sebagai edukator harus bisa mempertahankan nilai sportivitas di dunia olahraga. Oleh sebab itu, fisioterapi turut andil dalam memberikan preventif dan edukasi di dunia olahraga. Perlunya upaya konkrit dalam mendukung pengetahuan fisioterapi dan generasi selanjutnya seperti mahasiswa fisioterapi dalam menambah kapasitas keilmuan mengenai doping.

     Integrasi pembelajaran mata kuliah fisioterapi olahraga mengenai doping menjadi upaya konkrit untuk menambah kapasitas keilmuan mengenai doping, adanya kurikulum ini sebagai wadah untuk membekali pengetahuan doping bagi mahasiswa maupun dosen. Hal tersebut tidak hanya sebagai bekal pengetahuan, tetapi juga dapat menambah khasanah penelitian mengenai doping sehingga menjadi wahana untuk pembaharuan ilmu dalam isu doping. Oleh sebab itu, selama integrasi pembelajaran tetap berjalan, doping tidak akan redup untuk diperbincangkan sehingga terealisasinya dunia olahraga dengan sportivitas tinggi.

     Selain fokus pada pendidikan, kegiatan penyuluhan seperti seminar, webinar, dan workshop juga harus mulai membahas isu doping. Hal tersebut dapat memfasilitasi masyarakat untuk mengetahui isu doping dari ahlinya. Tidak hanya berfokus pada masyarakat, fisioterapi juga dapat memperbarui pengetahuan di luar pendidikan formal dan sarana ekslusifitas isu doping secara merata. Fokus yang harus disampaikan pada penyuluhan adalah topik terbaru tentang doping, termasuk metode identifikasi potensi doping pada atlet, edukasi doping pada atlet, dan peran fisioterapi dalam pencegahan doping. Edukasi pada atlet yaitu solusi penggunaan doping dengan latihan endurance VO2 maks. Sejalan dengan penelitian Prananda, Y., & Yanti, N. (2021), salah satu cara untuk meningkatkan stamina atlet khususnya pada endurance adalah peningkatan kemampuan VO2 maks yang berhasil secara signifikan meningkat 23.25% dari kemampuan sebelumnya.

     Dalam mencapai masa depan olahraga yang bersih dan sinergis, diperlukan upaya kolektif dan komitmen bersama dari berbagai pihak. Fisioterapi olahraga perlu memperkuat edukasi dan komitmen terhadap kode etik fisioterapi. Pemahaman yang mendalam tentang doping dalam fisioterapi perlu ditanamkan agar terciptanya nilai-nilai yang menjunjung tinggi sportivitas. Sebuah kunci untuk masa depan olahraga dengan menjaga integritas dan sportivitas demi prestasi yang gemilang dan bebas dari bayang-bayang doping. Dengan upaya multiprofesional dan kerjasama dari berbagai pihak, fisioterapi dapat memainkan peran vital dalam memerangi isu doping dan menciptakan era olahraga yang bersih, adil, dan sportif.


REFERENSI

Ana, M. C. (2023). Kepastian Hukum Terhadap Perlindungan Perusahaan Industri Sepatu Olahraga Terkait Fenomena Doping Teknologi Di Kalangan Atlet Lari Di Bidang Olahraga Atletik (Doctoral Dissertation, UNS (Sebelas Maret University).

Bagaskhara & Untung, S. (2024). Penyalahgunaan Narkoba Sebagai Doping pada Atlet Olahraga dalam Perspektif Teknik Netralisasi. Journal of Multidisciplinary Research and Development, 724-250, 6(4).

Budiawan. (2020). Doping dalam Olahraga. Jurnal Ilmu Keolahragaan. 

Eduansyah, F., Nuzuli, N., & Mansur, M. (2020). Upaya Pencegahan Penggunaan Doping Pada Atlet Cabang Olahraga Angkat Besi Binaan Koni Aceh Tahun 2019. Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi, 6(2).

Ikrom, F., 2022. Efforts To Prevent The Use Of Doping Through Learning Of Physical Education (Penjaskes). Jurnal Pelita Ilmu Keolahragaan, 2(1).

Sepriani, R. (2023). Pengembangan Model Edukasi Anti-Doping Berbasis Web (Edu-ADBW) dengan Bantuan Media edukasiantidoping. com untuk Meningkatkan Pengetahuan Anti-Doping Atlet Olahraga Prestasi (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Padang).

Rubianti, V. S. S. (2024). Urgensi Pengaturan Hukum Pidana Terhadap Pengguna Doping. Jurnal BATAVIA, 1(02), 61-71.

Senin, 27 Mei 2024

IMM dalam Peran Perempuan

 


Oleh : Annisa Qurota 'Ayun Nurjannah

Kader IMM Averroes


    Fenomena perempuan di era globalisasi saat ini dianggap sebagai makhluk yang lemah, tidak kompeten, dan lambat laun semakin hilang dihadapan realitas sejarah (Suwandi, 2018). Demikian pula gerakan perempuan Indonesia menghadapi permasalahan dan tantangan yang kompleks, baik agama, ekonomi, politik, dan sosial budaya. Perkembangan jenjang pendidikan sampai saat ini telah mencapai titik balik. Begitu pula dengan agama Islam yang kerap dituduh melegitimasi pengurangan peran, atau bahkan kekerasan, terhadap perempuan. Memang berbicara tentang perkembangan ilmu pengetahuan tidak bisa tidak menyebutkan gambaran perempuan progresif, yang merupakan titik awal seorang anak dewasa menerima landasan ilmu dari perempuan yang melahirkan, yaitu ibu. Sebab pemikiran perempuan dapat melengkapi pemikiran laki-laki dalam merancang konsep pengembangan ilmu pengetahuan di masyarakat era modern ini. Untuk menggali peran progresif perempuan dalam pengembangan ilmu pengetahuan, Muhammadiyah hadir sebagai organisasi Islam yang cukup tua yang menempatkan perempuan sejajar dengan laki-laki melalui gerakan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, organisasi otonom dibawah naungan persyarikatan Muhammadiyah, serta sebagai jawaban atas pentingnya peran perempuan dalam masyarakat bagi pengembangan ilmu pengetahuan. 

    Islam datang dan mengangkat derajat perempuan serta mentransformasikannya menjadi manusia yang bermartabat. Allah Subhaanahu Wata'ala berfirman (artinya): “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu laki-laki dan perempuan. » (QS. Al Hujurat : 13). Perempuan berhak melakukan pekerjaan apa pun dan memperoleh pendidikan setinggi-tingginya tanpa hambatan apa pun. Sejak dahulu kala banyak perempuan yang aktif dalam bekerja dan beraktivitas, Nabi sendiri tidak melarangnya. Musuh-musuh Islam, dan bahkan musuh-musuh umat manusia saat ini, di antara orang-orang kafir dan orang-orang munafik yang patologis, iri dengan keagungan yang dimiliki perempuan Muslim dalam Islam. Bahkan Indonesia sedang merasakan keadilan dalam memperjuangkan kesetaraan gender. 

    Perempuan menikmati seluruh haknya, termasuk warisan dan kepemilikan penuh atas harta bendanya, dan pihak lain bahkan tidak dapat ikut campur tanpa izin mereka. Seperti dalam konteks konferensi ini, khususnya organisasi IMM yaitu Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah yang terbukti memiliki rekam jejak dalam menjaga kesetaraan tanpa diskriminasi antar jaringan ras di masyarakat. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sebagai organisasi kemahasiswaan yang mengedepankan nilai-nilai agama, humanis, dan intelektual tentu tidak menyadari adanya hak-hak perempuan yang perlu diperjuangkan. IMM sendiri memiliki bidang hak-hak perempuan yang bertujuan untuk memperkuat identitas perempuan pengurus Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan menjaga budaya kesetaraan gender yang ada saat ini di dalam dan di luar ikatan tersebut. Wilayah ini juga dikenal dengan nama IMMawati, istilah yang biasa digunakan untuk menyebut perempuan pengurus IMM. Kehadiran IMMawati menjadi pilar tambahan bagi gerakannya sendiri. IMMawati adalah seorang muslimah yang harus mampu membawa nuansa Islami dalam seluruh perannya, baik di lingkungan keluarga maupun lingkungan tempat tinggalnya, bahkan lebih strategis lagi di lingkungan stereotip kampus, agar menjadi uswatun khsanah. Atau IMMawati adalah putri ikatan, anggota yang memegang peranan penting dalam tubuh ikatan. Pada awal berdirinya IMM, IMMawati mempunyai tempat tersendiri dalam Perkumpulan, khususnya bagian perempuan atau yang sekarang kita sebut Pengurus IMMawati. IMM adalah pelopor, menjaga dan menyempurnakan amal ibadah yang dilakukan oleh Muhammadiyah, sehingga IMMawati harus terus eksis dalam perkumpulan karena IMMawati adalah generasi penerus yang terus memimpin organisasi Asyiyah dan Nasyiyatul Aisyiyah. Kita perlu menjadi yang terdepan. jelas tentang apa artinya ini. Yang perlu ditegaskan dan ditebalkan adalah bahwa IMMawati bukanlah sesuatu yang patut disembunyikan dari orang lain hingga menutupi seluruh tubuh, wajah, suara bahkan namanya. Untuk itu, IMMawati ingin bisa hidup tanpa kendala di segala aspek seperti ekonomi, politik, kesehatan, dan lain-lain. Yang terpenting IMMawati tidak bisa dipisahkan dari Al-Qur'an dan Hadits.

    Tujuan akhir dari keberadaan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah untuk melatih para ulama agar dapat merealisasikan gagasan-gagasan fisika Muhammadiyah. Oleh karena itu, IMMawati selalu dipercaya untuk bekerjasama dengan IMMawan untuk melahirkan ulama-ulama Islam yang tangguh dan amanah agar selalu dapat menyampaikan tujuan-tujuan Islam yang sebenarnya. Sedangkan kegiatan IMM yang paling penting pada awal kehadirannya adalah kegiatan keagamaan dan pelatihan staf. IMMawati tidak hanya harus mengedepankan dominasi emosinya saja, namun IMMawati juga berperan penting dalam memikirkan langkah-langkah IMM selanjutnya. 

    Sebagai bagian integral dari IMM, IMMawati mempunyai tugas untuk mengabdikan dirinya dalam penerapan kaderisasi. Proses dan gerakan latihan kerja yang sesuai dengan kondisi nasional guna mewujudkan cita-cita Muhammadiyah sesuai dengan tujuan saat ini yaitu mewujudkan masyarakat Islami yang sesungguhnya. IMMawati harus muncul sebagai alternatif perempuan progresif yang bercirikan model profetik yang mentransformasikan ajaran agama menjadi jawaban atas permasalahan kemanusiaan. Sebagai penggerak ditubuh ikatan bukan hanya memiliki peran didalamnya saja, melainkan harus mampu mengambil peran diluar ikatan.


Daftar Pustaka 

Suwandi, C. (2018). PERAN GANDA DAN PENGEMBANGAN KARIER GURUGURU PEREMPUAN DI SEKOLAH MUHAMMADIYAH DI KOTA SURAKARTA. Peran Ganda dan Pengembangan Karier, 53. 

Prasetyo, Eko. 2015. Bangkitnya Gerakan Mahasiswa. Malang: Intrans Publishing. 

Husein. 2016. Perempuan, Islam & negara: pergulatan identitas dan entitas. Yogyakarta: Qalam. 

https://pwmjateng.com/imm-kota-semarang-menegaskan-peran-perempuan-melaluiseminar-dan-sekolah/ 

https://umj.ac.id/kabar-kampus/2022/08/kepemimpinan-perempuan-untukpertumbuhan-generasiunggul/#:~:text=Perempuan%20dalam%20IMM%20disebut%20sebagai,Immawati%20 yang%20tangguh%20berlandaskan%20keislaman

IMM DALAM GERAKAN SOSIAL


Oleh : Ismieatun Hasanah
Kader IMM FIK 2023


    Islam selalu mengingatkan kita bahwa menjalin hubungan baik dengan Sang Pencipta saja tidak cukup, namun juga harus diimbangi hubungan baik dengan sesama manusia. Sebagai seorang muslim banyak sekali kewajiban yang harus dipenuhi selama hidup di dunia, salah satunya adalah kewajiban menjalin hubungan baik dengan Allah SWT pencipta alam semesta (Hablum minAllah), hubungan baik antar manusia dalam masyarakat (Hablum minannas) dan juga hubungan yang baik dengan alam semesta (hubungan minal alam). Sesorang juga tidak bisa bertahan hidup sendirian, sehingga manusia membutuhkan orang lain agar dapat menjalin hubungan yang baik untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik pula. Pada hakikatnya manusia merupakan makhluk sosial yang diciptakan tuhan agar dapat bertahan di dalam lingkaran bermasyarakat. Sebagai manusia yang merupakan makhluk sosial yang memerlukan pertolongan dan bantuan dari orang lain agar dapat memenuhi keperluannya.
    Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah atau bisa disebut IMM merupakan sebuah organisasi yang berdiri pada Tanggal 14 Maret 1964 di Yogyakarta. IMM berdiri dan hadir sebagai sebuah organisasi pergerakan mahasiswa Muhammadiyah yang bertujuan untuk mengusahakan terwujudnya akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah, yakni menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Sebagai organisasi kemahasiswaan, IMM aktif berpartisipasi dalam berbagai kegiatan dan tujuan sosial kemanusiaan. Keikutsertaan IMM memberikan dampak positif terhadap kesadaran akan perubahan sosial dan kemanusiaan di kalangan masyarakat. IMM dapat dijadikan pionir yang terlibat langsung dalam setiap perubahan yang dilakukan. Perubahan ini tidak dapat dilakukan hanya dengan banyak wawasan saja, yang terpenting adalah perjuangan mewujudkan idealitas (manifestasi gerakan). Kerangka IMM harus selalu berorientasi objektif agar cita-cita dapat diwujudkan menjadi kenyataan. Namun perlu diperhatikan bahwa pembangunan peradaban tidak dapat dilakukan sendirian, dalam artian kita harus menerima dialog dan bekerjasama dengan kekuatan lain dalam perjuangan.
    Seperti isi dari trilogi IMM dalam bidang kemasyarakatan, gerakan sosial ini merupakan bentuk implementasi dari trilogi tersebut. Maka dari itu, Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta (PK IMM FIK UMS) mendirikan TPA Binaan IMM FIK yang dilaksanakan di kampung sewu, yang merupakan program kerja dari bidang Sosial Pemberdayaan Masyarakat (SPM). TPA Binaan ini merupakan salah satu gerakan sosial sosial yang dilaksanakan oleh PK IMM FIK UMS yang tentunya memiliki maksud dan tujuan untuk dapat mengubah suatu keadaan sosial agar lebih bagus lagi. Oleh karena itu, gerakan sosial TPA Binaan ini turut mempunyai goals untuk mengajak manusia kepada jalan kebaikan serta dapat membantu kepada sesama, dimana TPA Binan ini yang memiliki sasaran kepada anak-anak penerus bangsa. TPA Binaan ini selain gerakan sosial namun juga merupakan gerakan keagamaan, karena di dalamnya kita mengajar membaca Al-Qur’an kepada anak-anak dimana Al-Qur’an ini merupakan pedoman hidup umat muslim. 

    Gerakan yang baik adalah gerakan yang teroganisasi, untuk lebih memahami gerakan yang baik dengan tidak baik maka ada dua jenis/tipe gerakan yaitu: Pertama, Gerakan hanya untuk merespon suatu masalah, gerakan ini tidak mengetahui sebab yang jelas, gerakan ini tidak menggunakan sistem informasi yang baik tetapi respon yang mereka lakukan sangat cepat meskipun cepat juga bubarnya, Kedua, Gerakan yang terorganisir dengan mempertimbangkan kekuatan yang dimiliki dengan menggunakan analisis sosial yang kuat, memiliki tujuan yang jelas, dan strategi yang jelas.


Daftar Pustaka 

Hasibuan, R. Y., & Saragi, M. P. D. (2023). Implementasi Gerakan Sosial Kemasyarakatan dalam Membangun Karakter Kepedulian Berbagi Pada Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kota Medan. Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan, 7(01), 91-117. 

Octaviani Dwi Wulandari, Marlinda. (2023). IMM Dan Gerakan Transformasi Sosial. IMM A.R Fachruddin. Diakses pada 16 April 2024 dari https://immarfachruddin.unimus.ac.id/imm-dan-transformasi-sosial/

Muhammadiyah dan Gerakan Perempuan di Indonesia

 


Oleh : Siti Nurul

Kader IMM FIK 2023


    Kedudukan perempuan tidak hanya berada di rumah tangga, tapi perempuan juga sangat efektif menjadi contoh yang baik kepada orang lain, dengan berbaik hati, ramah bicara, dan berperilaku sopan. Peran perempuan juga bisa dengan menawarkan bantuan kepada yang membutuhkan, diiringi berbagai rasa sukacita. perempuan memiliki kesempatan yang tepat untuk mendidik, membimbing anak maupun orang lain. Sejak dahulu, keberadaan seorang perempuan selalu turut dalam kemajuan dakwah islam. Dari pengorbanan Sumayyah, hingga peran Aishah yang sudah dijelaskan dalam beberapa hadist. hanya saja kebangkitan Islam mengalami kelemahan sebagai kategori Muslimah yang berkualitas, karena adanya pembatasan perempuan untuk berdakwah ke beberapa aktivis. Hal tersebut sangatlah disayangkan karena pada hakikatnya berdakwah adalah kewajiban bagi seluruh umat muslim. 

    Dalam kondisi tersebut muhammadiyah terus berusaha mendorong kaum perempuan untuk meningkatkan kecerdasan, baik melalui pendidikan casual maupun nonformal seperti kegiatan pengajian dan berbagai macam kursus. Kegiatan Pemberdayaan perempuan ini menjadi salah satu konsentrasi di organisasi Muhammadiyah, dimulai dari pengelolaan beberapa badan usaha organisasi otonom yang bergerak dalam ranah keperempuanan yaitu 'Aisyiyah dan Nayiatul Aiyiyah. 

    Organisasi 'Aisyiyah merupakan organisasi Muhammadiyah yang berdiri pada tanggal 19 Mei 1917, yang sudah berkembang sejak Muktamar tahun 2005 menjadi organisasi otonom khusus dari Muhammadiyah. Hal ini seluruh anggota 'Aisyiyah adalah anggota Muhammadiyah yang diberikan wewenang menyelenggarakan amal usaha yang ditetapkan oleh pimpinan Muhammadiyah dalam koordinasi pembantu pimpinan yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku tentang amal usaha tersebut (pasal 2, Ad/ART 'Aisyiyah, hlmn. 6). Untuk mewujudkan prinsip dan tujuan dakwahnya, organisasi Aisyiyah memiliki berbagai kegiatan dakwah yang dilaksanakan oleh majelis Tabligh. Majelis ini tidak hanya bergerak dalam urusan kajian Islam kontekstual, namun juga diiringi dakwah dan Sejarah berdirinya agama Islam, dengan tujuan untuk menjadi organisasi dakwah yang mampu memberi pencerahan kehidupan keagamaan untuk mencapai masyarakat madani, majelis Tabligh mengembangkan gerakan-gerakan dakwah Islam dalam seluruh aspek kehidupan, menguatkan kesadaran keagamaan masyarakat, mengembangkan materi, strategi dan media dakwah, serta meningkatkan kualitas mubalighat, mendirikan taman pengasuhan anak, taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan perguruan tinggi. 

    Nayiatul Aiyiyah adalah organisasi remaja putri yang merupakan salah satu organisasi otonom Muhammadiyah yang didirikan pada tanggal 28 dhulhijah 1345 hijriyah dikota Yogyakarta. gagasan didirikanya NA sebenarnya bermula dari ide Somodirdjo, seorang master Standart School Muhammadiyah. Dalam usahanya untuk memajukan Muhammadiyah, ia menekankan bahwa perjuangan Muhammadiyah akan sangat terdorong dengan adanya peningkatan mutu ilmu pengetahuan yang diajarkan kepada para muridnya, baik dalam bidang otherworldly, intelektual, maupun jasmaninya. serta memperjuangkan hak wanita Indonesia. Gagasan Somodirdjo ini digulirkan dalam bentuk menambah pelajaran praktik kepada para muridnya, dan diwadahi dalam kegiatan bersama. Dengan bantuan seorang kepala master agama di Standart School Muhammadiyah, maka pada tahun 1919 Somodirdjo berhasil mendirikan perkumpulan yang anggotanya terdiri dari para remaja putra-putri siswa Standart School Muhammadiyah. Perkumpulan tersebut diberi nama Siswa Praja (SP) dengan tujuan untuk menanamkan rasa persatuan, memperbaiki akhlak, dan memperdalam agama. 

    Setelah lima bulan berjalan dan semakin ramai peminat, dalam perkembangannya kegiatan dan keanggotaan SP mulai dipisah berdasarkan jenis kelamin. Dengan nama Siswa Praja Pria (SPP) dan Siswa Praja Wanita (SPW). Pada tahun 1931, Konggres Muhammadiyah ke-20 di Yogyakarta meminta semua nama gerakan dalam Muhammadiyah harus memakai bahasa Arab atau bahasa Indonesia. Dikarenakan perkembangan beberapa cabang Muhammadiyah di luar Jawa sudah begitu banyak. Dengan adanya keputusan itu, maka nama Siswa Praja Wanita diganti menjadi Nasyi’atul Aisyiyah (NA) yang masih di bawah koordinasi Aisyiyah. 

    Kelahiran Aisyiyah dan Nasyiatul Aisyiyah sebagai organisasi penggerak perempuan di Muhammadiyah merupakan suatu bentuk pembaharuan Islam yang merubah paradigma perempuan yang hanya di dapur, sumur, dan kasur. Pendirian Muhammadiyah telah mengilhami banyak organisasi lain setelahnya, termasuk dalam tujuan organisasi Aisyiyah maupun Nasyiatul Aisyiyah. KH. Ahmad Dahlan sangat memperhatikan pendidikan dan pembinaan wanita dengan membina anak perempuan yang potensial untuk menjadi pemimpin dan dipersiapkan untuk menjadi pengurus pada organisasi Wanita di Muhammadiyah. Dari beberapa uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa organisasi Aisyiyah dan Nasyiatul Aisyiyah sangat berperan aktif terhadap pemberdayaan perempuan yang berpendidikan Islam dalam usaha meningkatkan kualitas guna menghadapi era modernisasi yang selalu berkembang terutama di Masyarakat.


Daftar Pustaka

Asfiah. Nurul. (2020). Gerakan Perempuan Dalam Prespektif Muhammadiyah. Jurnal.6(1). 

Diwanti, D. P., Andriyani, E., & Herawati, R. S. (2019). Pemberdayaan Perempuan Melalui Bina Usaha Ekonomi Keluarga ‘Aisyiyah (BUEKA). NUSANTARA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 6(2), 194-207. 

Handayani, I. T., Rosmilawati, S., & Mambang, M. (2019). Peran Perempuan Muhammadiyah Dalam Kepemimpinan Dan Politik Di Kalimantan Tengah: Muhammadiyah Women's role in Leadership and Politics in Central Kalimantan. Pencerah Publik, 6(2), 32-42 

Rohana. (2018). Dakwah Muhammadiyah Melalui Optimalisasi Peran Perempuan dalam Dakwah Aisyiyah : Studi Kasus: Aisyiyah Ranting Kassi-Kassi Cabang Karunrung Kota Makassar. Jurnal Bimas Islam, 11(2), 301–324. https://doi.org/10.37302/jbi.v11i2.55

IMM dalam Gerakan Sosial Peran Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dalam Perubahan Sosial di Masyarakat


 Oleh : Ilma Khoirunissa
Kader IMM FIK 2023

    Cohen (1983) menjelaskan bahwa istilah gerakan sosial mengacu pada suatu gerakan yang diselenggarakan oleh sejumlah orang dengan tujuan untuk mengubah atau mempertahankan suatu elemen masyarakat tertentu secara keseluruhan. Sebagai salah satu organisasi tingkat universitas, IMM, tentu saja merupakan organisasi yang bergerak di bidang sosial terutama di bidang sosial kemasyarakatan (Haris, 2019). 
    IMM bukan hanya organisasi mahasiswa biasa, tetapi juga agen perubahan sosial yang luar biasa. Salah satu peran IMM dalam perubahan sosial adalah IMM perannya dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Mereka ikut serta dalam demonstrasi dan mogok makan untuk memprotes kolonialisme Belanda. IMM juga mendirikan badan perjuangan yang disebut Barisan Pemuda Muhammadiyah, yang berkontribusi dalam perjuangan kemerdekaan. Sampai saat ini IMM juga masih eksis sebagai organisasi mahasiswa Muhammadiyah terbesar di Indonesia. Mereka terus berperan dalam reformasi pendidikan dan gerakan sosial di kampus, juga rutin menyelenggarakan seminar, lokakarya, dan kegiatan filantropi untuk mengangkat semangat masyarakat (Latief, 2013). Dengan cara ini, peran IMM dalam membawa perubahan positif bagi masyarakat tetap terjaga. IMM telah memainkan peran penting dalam gerakan sosial dan komunitas di Indonesia. Sejak masa kemerdekaan, IMM aktif memberikan pendidikan politik kepada masyarakat dan mengorganisir protes anti kolonial. 
    IMM berperan dalam mendidik dan melatih mahasiswa agar sadar sosial kondisi dan peristiwa politik yang terjadi di masyarakat. Dengan cara ini, mahasiswa dapat berperan sebagai agen perubahan, mendorong perbaikan kondisi di masyarakat. IMM juga rutin menyelenggarakan protes untuk menyampaikan aspirasi mahasiswa terhadap berbagai isu sosial dan politik. Misalnya, IMM pernah melakukan aksi protes terhadap kenaikan harga bahan bakar dan listrik. Aksi protes ini dilakukan untuk menyuarakan penolakan terhadap kebijakan pemerintah. 
    Dalam beberapa peristiwa, IMM juga berpartisipasi dalam penggalangan dana untuk membantu korban bencana alam atau masyarakat dalam keadaan sulit. Contohnya, IMM menggalang dana untuk membantu korban gempa di Aceh dan Palu. Penggalangan dana ini dilakukan dengan harapan dapat meringankan beban para korban bencana. Oleh karena itu, peran IMM dalam gerakan sosial sangat penting untuk mendorong perubahan dan kemajuan nasional. IMM diharapkan terus berperan aktif dalam pemberdayaan masyarakat dan memperjuangkan keadilan sosial di Indonesia. Program dan kegiatan IMM untuk perubahan sosial diantaranya IMM menawarkan beragam program dan kegiatan untuk menciptakan perubahan sosial di masyarakat. IMM juga aktif melaksanakan kegiatan bakti sosial seperti donor darah, penghijauan lingkungan, pembersihan sampah di lingkungan kampus, dll. Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan semangat berbagi dan peduli sesama di kalangan mahasiswa (Zyustika, 2023). 
    Di bidang pendidikan, IMM secara rutin menyelenggarakan kursus pelatihan dan seminar untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan siswa. Pelatihan yang ditawarkan mencakup berbicara di depan umum, kepemimpinan, jurnalisme, dan keterampilan praktis seperti desain gratis. IMM juga sering mengundang pembicara dari berbagai latar belakang untuk menyelenggarakan konferensi dan berbagi. 
    Di bidang keagamaan, IMM menyelenggarakan berbagai kegiatan keislaman seperti pembacaan doa rutin, kajian kitab, zakat fitrah dan pembangunan masjid di kampus. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran Islam di kalangan mahasiswa Muhammadiyah. Melalui program dan kegiatan lain yang diselenggarakan bersama. IMM berperan aktif dalam menciptakan perubahan dan kemajuan di masyarakat khususnya di lingkungan kampus. IMM senantiasa berupaya menjadi pionir dan ujung tombak gerakan reformasi di kalangan generasi muda Muhammadiyah (Khalik, 2023). 
    Jadi, semua bisa melihat bahwa peran Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dalam mengubah masyarakat sangatlah penting. Dengan mempertahankan nilai-nilai Islam dan kemanusiaan. IMM terus berupaya mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Sebagai kader IMM, kita tentu harus belajar dari semangat dan dedikasi mereka dalam memperjuangkan kebenaran. Mari kita lanjutkan perjuangan ini dengan cara kita masing-masing, baik melalui organisasi, aktivisme, atau sekadar menjadi warga negara yang baik.

Daftar Pustaka 

Cohe. J Bruce. 1983. Sosiologi suatu pengantar. Jakarta : PT Bina Aksara. 

Haris, A., Rahman, A. B., & Ahmad, W. I. (2019). Mengenal Gerakan Sosial dalam Persfektif Ilmu Sosial. Hasanuddin Journal of Sociology (HJS), 1(1), 15-24. 

Khalik, S., J. 2023. Mengoptimalkan Peran IMM Sebagai Wadah Pengembangan Potensi Kampus dalam Menyongsong Ramadhan. https://umsrappang.ac.id/mengoptimalkan-peran-imm-sebagai-wadahpengembangan-potensi-kampus-dalam-menyongsong-ramadhan. 

Latief, H. 2013. POLITIK FILANTROPI ISLAM DI INDONESIA NEGARA, PASAR, DAN MASYARAKAT SIPIL. Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2013 xviii + 226 hlm.; 14,5 x 21 cm ISBN: 978-602-258-067-6. 

Zyustika, 2023. Peran IMM Dalam Pembentukan Karakter Dan Kepemimpinan Mahasiswa Muhammadiyah. https://immarfachruddin.unimus.ac.id/peran-immdalam-pembentukan-karakter-dan-kepemimpinan-mahasiswa-muhammadiyah/.

Muhammadiyah dan Gerakan Perempuan di Indonesia

 


Oleh : Aisyah Nur Afifah

Kader IMM FIK 2023


    Perkembangan dunia yang semakin maju telah membuka kesempatan bagi setiap manusia baik laki-laki maupun perempuan untuk berkiprah secara terbuka di berbagai bidang kehidupan. Hal tersebut tidak lepas dari peran dan sosok perempuan yang hari ini kiprahnya tak bisa dikesampingkan sehingga mengonstruksi kesetaraan gender. Laki-laki dan perempuan sama-sama diciptakan sebagai makhluk dan perbedaan pun hanyalah terletak pada kualitas dan kadar ketakwaannya. Tak ada klaim dari laki-laki maupun perempuan yang menjadi istimewa di hadapan Tuhan, maka barang siapa yang ingin memperoleh derajat yang tinggi maka hendaklah bertakwa. Tidak ada alasan perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam kapasitas manusia sebagai makhluk. Keduanya mempunyai potensi dan peluang yang sama untuk menjadi makhluk yang ideal. 

    Dengan demikian pemahaman tentang gender dan persepsi masyarakat antara gender dengan seks yang komprehensif sangat diperlukan dan penting untuk dipahami dengan benar. Hasil penelitian Ade Kartini dan Asep Maulana 2019 menyatakan bahwa gender adalah suatu konsep yang mengaji tentang perbedaan antara laki-laki dan perempuan sebagai hasil kontruksi sosial yang dapat berbentuk perbedaan peran, fungsi, dan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan sehingga dapat berubah sesuai dengan perkembangan jaman berbeda halnya dengan jenis kelamin yang telah digariskan secara kodrati. Secara umum adanya gender telah melahirkan perbedaan peran, tanggung jawab, fungsi, dan bahkan ruang dan tempat saat manusia beraktivitas. Sedemikian rupanya perbedaan gender ini melekat pada cara pandang kita, sehingga kita sering lupa seakanakan hal itu merupakan sesuatu yang permanen dan abadi. 

    Kekerasan yang terjadi terhadap perempuan sangat meresahkan dan menimbulkan ketidakadilan pada korban. Perempuan kerap menjadi korban kekerasan, karena dianggap sebagai pihak yang lemah dan tidak mampu melawan pelaku. Kekerasan yang terjadi terhadap perempuan salah satunya akibat ketidaksetaraan gender yang menimbulkan relasi kuasa yang tidak setara antara laki-laki dan perempuan. Mirisnya, kondisi tersebut kerap kali tidak disadari oleh perempuan karena pemahaman yang salah tentang apa yang dianggap sebagai kodrat, justru adalah gender. 

    Upaya penghapusan kekerasan pada perempuan menjadi hal yang sangat penting sehubungan dengan gerakan sosial (social movement) di tingkat nasional dan internasional dalam bentuk “Three Ends”. Three ends merupakan gerakan sosial yang mengkampanyekan komitmen dan aksi untuk menghapuskan kekerasan pada perempuan dan anak (End Violence Against Women and Children), perdagangan manusia (End Human Trafficking), kesenjangan ekonomi (End Barriers to Economic Justice). (NL. Meilani & Hesti Asriwandari: 2019). 

    Sebagai organisasi muhammadiyah yang sudah berkiprah di tingkat nasional, Aisyiyah berkomitmen untuk dapat memecahkan berbagai masalah masyarakat, termasuk masalah kekerasan terhadap perempuan. Aisyiyah dianggap mampu menjadi agen pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan mempunyai perspektif kesetaraan gender. Karena ‘Aisyiyah memiliki basis hingga di tingkat ranting yang dapat mensosialisasikan pemahaman tentang kesetaraan gender sebagai upaya pencegahan kekerasan terhadap perempuan. Peran ‘Aisyiyah sebagai organisasi perempuan Persyarikatan Muhammadiyah telah berkontribusi memajukan perempuan Indonesia dalam berbagai bidang kehidupan, baik bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, kesejahteraan sosial, penyadaran hukum, pendidikan politik dan pemberdayaan perempuan. Majelis hukum dan HAM (MHH) Aisyiyah merupakan salah satu di antara majelis-majelis di ‘Aisyiyah dituntut untuk semakin meningkatkan perannya pada bidang-bidang hukum. MHH ‘Aisyiyah mempunyai komitmen dan tanggungjawab dalam memecahkan berbagai permasalahan masyarakat, bangsa dan negara, khususnya berkaitan dengan ketidakadilan terhadap perempuan dan anak serta pelanggaran hak asasi manusia yang semakin meningkat intensitasnya baik di tingkat nasional maupun global.


Daftar Pustaka 

Ade Kartini & Asep Maulana. (2019). Redefinisi Gender dan Seks. Jurnal Kajian Perempuan dan Keislaman. Vol 12, No 2. P-ISSN :2086-0749. 

Meilani, N. L., & Asriwandari, H. (2019). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Kekerasan Pada Perempuan Di Kota Pekanbaru. Jurnal Keluarga Berencana, 4(1), 46-60.

IMM Sebagai Gerakan Mahasiswa

 

Oleh : Afnan Zain Muzakki

Kader IMM FIK 2023


     Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah merupakan gerakan mahasiswa yang sebagai elemen bangsa mempunyai peranan strategis dalam mewujudkan kehidupan berbangsa yang baik dan berakhlaq. Sebagai agen perubahan, IMM harus didukung oleh kaderkader berkualitas yang mampu melakukan perubahan sosial. IMM bertugas menjaga identitasnya sebagai gerakan dakwah di tengah masyarakat, khususnya di kalangan mahasiswa, dan mengembangkan kader-kader yang mampu mendakwahkan amar maruf nahi munkar. Untuk mencapai hal tersebut, kegiatan IMM dan kader perlu fokus pada upaya pengembangan kader yang berkarakter Islami. Sesuai dengan tujuan IMM tahun M, Bab 3 Pasal 7 IMM yaitu mengupayakan pembinaan ulama yang berakhlak mulia guna mencapai tujuan Muhammadiyah (Nugroho & Rosita, 2019). Karena akhlaq memiliki peran yang penting dalam menjalani kehidupan, terutama dalam bersosialisasi dengan masyarakat. Pandangan masyarakat terhadap seorang muslim, khususnya IMM sangat dipengaruhi oleh adanya akhlaq. Maka perlu ditanamkan kembali bahwa akhlaq harus selalu kita perhatikan dan perbaiki demi mewujudkan mahasiswa muhammadiyah unggul dan teladan yang akan melopori kebaikan dan kebenaran untuk bangsa dan agama.

        IMM menekankan setidaknya para kadernya harus menguasai kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh kader-kadernya, yaitu: religiusitas, intelektualitas, dan humanitas. Dalam melakukan pengaderannya, IMM tidak hanya menekankan penanaman nilai saja, namun bagaimana nilai yang sudah ditanamkan pada diri kader dalam pendidikan itu mampu menjadikannya sebagai akademisi yang menjadikan Islam sebagai landasan dalam berpikirnya (Fatah & Rasai, 2021). Ketika Islam sudah menjadi landasan dalam berpikir, maka akan membentuk individu yang akan berusaha menegakkan kebaikan untuk dirinya. Sehingga ketika individu tersebut menjadi lebih baik, maka akan tumbuh kepedulian dan kepekaan terhadap kebaikan yang ada di sekitarnya, yaitu masyarakat. Ideologi IMM sebagai kader yang menerapkan amar ma’ruf nahi munkar melahirkan jiwa-jiwa mahasiswa yang peduli dan peka terhadap kebaikan yang ada di masyarakat. Sehingga dari kepedulian dan kepekaan tersebut  melahirkan gerakan-gerakan mahasiswa yang dilakukan oleh IMM yang bertujuan menegakkan kebaikan dan kebenaran untuk bangsa dan agama. 

          Menurut Sadli (2012ki peranan yang penting bagi bangsa. Berikut yang menjadi tugas mahasiswa sebenarnya adalah: 

    1. Guardian of Value. 

        Mahasiswa sebagai penjaga nilai – nilai masyarakat yang kebenarannya mutlak: kejujuran, keadilan, gotong royong, integritas, empati dan lainnya.        

    2. Agen Perubahan (Agent of Change). 

            Mahasiswa juga sebagai penggerak yang mengajak seluruh masyarakat untuk bergerak dalam melakukan perubahan kea rah yang lebih baik lagi, dengan melalui berbagai ilmu, gagasan, serta pengetahuan yang mahasiswa miliki. 

    3. Moral Force. 

            Mahasiswa sebagai moral force diharuskan untuk memiliki moral yang baik. Tingkat intelektual seorang mahasiswa akan disejajarkan dengan tingkat moralitasnya. Ini yang menyebabkan mahasiswa menjadi kekuatan dari moral bangsa yang di harapkan dapat menjadi contoh dan penggerak perbaikan moral pada diri sendiri khususnya dan masyarakat. 

    4. Social Control. 

        Mahasiswa melalui kemampuan intelektual, kepekaan social serta sikap kritisnya, diharapkan mahasiswa mampu menjadi pengontrol sebuah kehidupan social pada masyarakat dengan cara memberikan saran, kritik serta solusi untuk permasalahan social masyarakat ataupun bangsa. 

        Gerakan mahasiswa berbasis Islam secara umum muncul sebagai respon terhadap sebuah realitas sosial. Sejarah mencatat bahwa gerakan–gerakan Islam kampus muncul sebagai respon pemuda dan mahasiswa muslim atas kondisi sosial-keagamaan dan politik yang berlaku (Wildan, 2015). Begitu pula dengan IMM, sebagai mahasiswa Islam juga tentunya memiliki andil besar dalam setiap gerakan-gerakan untuk memperjuangkan kebenaran dan keadilan. Dengan pembekalan ketika menjadi kader yang harus melewati proses panjang dengan Darul Arqom Dasar dan pembekalan materi penting. Tak hanya itu, ketika sudah menjabat menjadi pimpinan mereka mengemban amanah untuk kader-kadernya dan menebar manfaat di wilayah kampus maupun masyarakat. Sehingga dengan proses panjang menjadi ma3hasiswa Islam yang mengikuti IMM, tentunya sudah menjadi bibit untuk tumbuhnya mahasiswa yang aktif dan solutif di tengah masyarakat. Dengan itu, IMM mampu melahirkan gerakan-gerakan yang akan menjadi harapan bagi bangsa dalam setiap penyelasaian masalah yang ada dengan menyelasaikan dengan totalitas hingga tuntas. 


Daftar Pustaka

Caly, Sadli. 2012. Mahasiswa dan Menulis. (Online), (http://etheses.uin-malang.ac.id) diakses tanggal 12 Desember 2018 pukul 08.48 

Fatah, R. A., & Rasai, J. (2021). Model pendidikan Kader Berbasis Wawasan Kebangsaan di Era-Post-Trust: Studi Kasus Organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Universitas Muhammadiyah Maluku Utara. Sang Pencerah: Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Buton, 7(1), 40–62. https://doi.org/10.35326/pencerah.v7i1.966 

Nugroho, A., & Rosita. (2019). Peranan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dalam Membentuk karakter Islami Mahasiswa. Pai.Ump, 203–216. 

Wildan, Muhammad (dkk.) 2015. Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia Jilid 3. Jakarta: Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya.

Jumat, 10 Mei 2024

Anomali "Olahraga" pada E-Sport sebagai pencetus gaya hidup sedenter

 



Oleh : Annya Shakty Indraprastha

Mahasiswi Fisioterapi

2022


1. Pendahuluan 

        Saat ini E-Sports sangat populer pada generasi Gen Z dan millenial, berbagai ajang turnamen dalam skala nasional dan internasional banyak memotivasi para atlet E-Sports untuk berkompetisi di ajang yang lebih tinggi. Olahraga elektronik (E-sports) mulai mendapatkan popularitas di komunitas game di awal 2000-an (Hamari & Sjöblom, 2017), mencapai perkiraan massa 395 juta orang di seluruh dunia di 2018 (Wattanapisit et al., 2020). Pertumbuhan eksponensial E sports di dunia (Jenny et al., 2017) telah menyebabkan rekreasi ini aktivitas yang diakui sebagai olahraga (Wattanapisit et al., 2020), kemajuan di bidang ini telah menghasilkan 201,2 juta konsumen E-Sports (Difrancisco-Donoghue et al., 2019), yaitu, secara aktif berpartisipasi atau mengikuti acara E-Sports, sementara 1757,5 juta orang telah mendengarnya E-Sports tanpa berpartisipasi atau menontonnya (Seo, 2013). 


2. Hubungan gaya hidup sedenter dengan olahraga E-Sport 

        Fenomena E-Sports akhir-akhir ini mungkin bisa dibilang sedang naik daun, namun untuk games yang bertemakan E-Sports ini ternyata memiliki karakteristik yang berbeda dengan games lainnya. Karakteristik games E-Sports yang paling utama adalah bersifat kompetitif, karena pada games E-Sports biasanya terbentuk dari hanya perorangan atau tim yang memiliki tujuan untuk menang dan kemahiran dalam bermain game merupakan faktor utama untuk menentukan hasil pertandingan yang diinginkan. Karakteristik lainnya pemain cenderung berada di posisi yang statis dalam waktu yang lama dan cabang olahraga ini membuat para atlet condong lebih pasif daripada aktif, dari karakteristik tersebut menjadikan para pemain atau atlet untuk melakukan latihan dengan intensitas waktu penggunaan devices untuk bermain yang sangat tinggi untuk melatih kemahirannya dalam bermain, sehingga membuat para pemain atau atlet E-Sports cenderung berdiam diri atau menetap di depan layar komputer atau handphone dengan waktu yang lama yang berakibat malasnya bergerak dan sedikit melakukan aktivitas fisik, dengan kebiasaan tersebut maka akan memicu adanya gaya hidup sedenter. Gaya hidup sedenter atau sedentary lifestyle adalah suatu pola hidup yang tidak sehat, dimana seseorang atau individu cenderung malas bergerak dan melakukan aktivitas fisik dan menghasilkan sedikit kalori terbakar, kurang dari 1 METs. Adapun klasifikasi individu dikatakan mengalami gaya hidup sedenter terbagi menjadi tiga level berdasarkan durasi waktu, yakni: (a) level rendah, dengan durasi kurang dari 2 jam; (b) level menengah, dengan durasi 2-5 jam; (c) level tinggi, dalam durasi lebih dari 5 jam. Gaya hidup ini ternyata berpotensi menyebabkan permasalahan kesehatan lebih lanjut. 


3. Anomali terhadap atlet E-Sports 

        E-Sports merupakan olahraga yang terbuka bagi siapa pun. Sebab E-Sports dapat dimainkan oleh siapa saja, bahkan E-Sports bisa dimainkan oleh penyandang disabilitas dan gampang diakses melalui devices seperti handphone dan komputer. Semenjak E-Sports menjadi salah satu cabang dari olahraga banyak agensi-agensi yang merekrut para pemain E-Sports untuk menjadi atlet yang akan bertanding di berbagai kompetisi, akan tetapi cabang olahraga ini berbeda dengan cabang olahraga lainnya, seperti yang diketahui bahwa yang namanya olahraga idealnya melakukan gerakan secara aktif dan banyak melakukan aktivitas fisik sehingga menjadikan para atlet tersebut menjadi lebih sehat, namun hal tersebut cukup berbeda dengan olahraga E-Sports yang aktivitasnya hanya duduk diam dan pemain menjadi tidak aktif sehingga pemain atau atlet akan berisiko tinggi mengalami permasalahan yang melebihi dari hidup sedenter, jadi walaupun E-Sports masuk cabang olahraga akan tapi olahraga ini hanya membuat atlet lebih banyak diam dibandingkan bergerak aktif, sehingga jika atlet melakukan hal tersebut dengan tidak memperhatikan gaya hidupnya dan tidak ada penanganan lebih lanjut di kemudian hari, maka akan berpengaruh pada kesehatannya. Karena gaya hidup sedenter ini sangat berpengaruh langsung terhadap metabolisme, kandungan mineral tulang, kesehatan kardiovaskular, cedera fisik, dan psikologis. Saat individu terbiasa dengan gaya hidup sedenter, otak tidak distimulasi untuk memproduksi protein yang disebut brain derived neutrophic factor (BDNF). Protein tersebut berfungsi untuk menjaga sel saraf otak tetap sehat, dan hanya diproduksi apabila seseorang melakukan aktivitas fisik. Maka dari itu gaya hidup sedenter bisa berakibat fatal jika tidak ada penanganan lebih lanjut.


 4. Risiko kebiasaan sedenter pada atlet E-Sports terhadap kondisi kesehatan 

        Berbagai penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa anomali terhadap aktivitas sedenter pada atlet E-Sports sangat berpengaruh terhadap kesehatan karena hal ini berkaitan erat dengan gaya hidup sedenter sehingga permasalahan yang dapat terjadi berupa cedera fisik dan gangguan psikologis, untuk cedera fisik meliputi adanya gangguan musculoskeletal seperti, forward head posture karena mempertahankan posisi menunduk ke arah layar game dengan waktu yang lama, yang mana akan terjadi ketegangan pada otot leher, lalu ada Low back pain (LBP) dikarenakan adanya kompresi berlebih pada diskus intervertebralis saat duduk dibandingkan dengan posisi berdiri,, kemudian ada De Quervain Syndrome dan Carpal tunnel Syndrome (CTS) kedua diagnosis tersebut bisa muncul karena akibat otot mengalami overused yang dapat menyebabkan spasme dan peradangan, yang pada akhirnya bisa menjadikan kompresi pada saraf dan bisa menimbulkan rasa nyeri. Selain itu diikuti juga adanya gangguan psikologis yang bisa mengakibatkan munculnya permasalahan seperti kegelisahan, depresi, frustasi, mudah khawatir, anxiety atau cemas, gampang mengalami stress dan Internet Gaming Disorder (IGD). Internet gaming disorder merupakan gangguan yang terjadi pada pemain E-Sports yang bermain dengan intensitas waktu yang cukup panjang dengan rata-rata 10 jam. Sehingga dengan adanya permasalahan baik dari cidera fisik hingga gangguan psikologis akan berpengaruh terhadap interaksi sosial di masyarakat yang mana hal tersebut juga bisa ditinjau dari durasi game yang berlebihan, yang akan membuat individu ini akan menjadikan game sebagai tempat pelarian dari kenyataan.


 5. Langkah promotif dan preventif untuk penurunan risiko sedenter pada pemain E-Sports

          Berdasarkan risiko permasalahan yang dapat terjadi pada atlet yang memiliki gaya hidup sedenter akan berisiko mengalami permasalahan terhadap gangguan musculoskeletal dan psikologis, sehingga atlet yang mengalami permasalahan tersebut akan mempengaruhi performa baik dirinya sendiri maupun tim kedepannya. Banyak pemain atau atlet yang harus istirahat bahkan pensiun diakibatkan adanya permasalahan musculoskeletal dan psikologis yang dialaminya. Maka dari itu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan tersebut pemain atau atlet diharapkan untuk memperhatikan lebih lanjut dengan kondisi tubuhnya, dan memiliki kesadaran betapa berbahayanya gaya hidup sedenter jika tidak ditindaklanjuti, sebagai pelatih fisik dan fisioterapi dapat memberikan program-program preventif seperti program fleksibilitas, program kardiovaskular dan respirasi, program penguatan, dan juga program relaksasi. Karena kebugaran dan kesehatan para atlet sangat perlu diperhatikan agar performa saat bertanding dapat bermain dengan maksimal. Berikut beberapa program preventif yang dapat diberikan kepada atlet E-Sports.

    a) Program fleksibilitas untuk otot pada atlet 

        Program fleksibilitas bermanfaat untuk merileksasikan otot-otot pada leher, punggung, pinggang, bahu, lengan, dan pada pergelangan tangan yang bekerja ketika bermain, menghindari terjadinya cedera, ketegangan otot, nyeri, kram, maupun kesemutan ketika bermain maupun setelah bermain. Salah satu latihan pada program fleksibilitas ini yaitu latihan peregangan atau stretching. Beberapa latihan stretching yang bisa diberikan untuk atlet E-Sports, antara lain stretching pada punggung, stretching pada leher, dan stretching pada pergelangan tangan, dengan masing-masing berdurasi 15-20 menit per harinya, antara lain: (a) stretching pada pergelangan tangan seperti wrist stretch- 3x10 detik di setiap tangan, latihan ini bermanfaat untuk meregangkan otot-otot bagian flexor dan ekstensor pada tangan, (b) stretching pada leher, seperti side to side head turns- 1x10 setiap sisi (tahan selama 5 detik untuk setiap sisinya) dan neck rotations- 1x10 setiap sisi ( tahan selama 5 detik untuk setiap sisinya) kedua latihan tersebut sangat bermanfaat untuk meregangkan otot-otot pada leher seperti sternocleidomastoideus dan juga scaleni, dan (c) stretching pada punggung seperti , bridges- 2x10 reps (tahan selama 3 detik ketika naik) back to heel stretch- 2 x 10 reps (tahan selama 5 detik di setiap posisi), untuk latihan tersebut sangat bermanfaat untuk meregangkan otot abductor hip, gluteus maximus, dan juga hamstrings, child’s pose- 1x3 reps (tahan selama 30 detik) latihan ini bermanfaat juga untuk meregangkan otot punggung ke bawah, dan cobra stretch 1x5 reps (tahan selama 10 detik) yang bermanfaat untuk meregangkan otot perut dan juga punggung bagian bawah.

    b) Program kardiovaskular dan respirasi 

        Program kardiovaskular dan respirasi ini bermanfaat untuk meningkatkan endurance atau daya tahan dari atlet agar ketika bermain atau bertanding dalam waktu yang panjang, performa pemain tidak turun dan bisa stabil. Salah satu latihan pada program ini adalah latihan aerobik, selain itu manfaat pemberian program latihan ini berguna juga untuk membentuk kekompakan tim dan juga interaksi antar sesama. Beberapa latihan yang dapat dilakukan, yaitu bersepeda di dalam ruangan gym atau di luar ruangan, bermain bola, dan bermain basket. Untuk pemberian latihan aerobik disarankan 2-3 kali per minggu dengan durasi 30-60 menit per sesinya. contoh program jogging dengan durasi mulai dari 30-60 menit atau lebih dengan intensitas mudah hingga sedang, atau 60-75% dari detak jantung maksimum atlet.

    c) Program penguatan untuk otot pada atlet 

        Program ini bermanfaat untuk memperbaiki postur tubuh, menjaga dan meningkatkan kekuatan tubuh terutama otot-otot yang ada di pergelangan tangan, lengan, bahu, core muscle, dan juga yang ada di hip, dan juga untuk mencegah terjadinya cedera bagi para atlet E-Sports. Program penguatan ini dapat diberikan 2-3 per minggu dengan durasi 30-45 menit per sesinya. Latihan pada program ini terbagi menjadi 2 jenis latihan, yaitu latihan endurance dan latihan strengthening. Untuk latihan endurance bertujuan untuk meningkatkan daya tahan otot sehingga ketika bermain para atlet tidak mudah lelah ketika bermain game dalam waktu yang lama. Kita dapat memberikan latihan seperti wall sit- 3 set (tahan selama 1-2 menit) yang berguna untuk meningkatkan otot pada paha, push-up- 3 set (repetisi maksimal untuk setiap set) latihan ini bermanfaat untuk meningkatkan otot lengan bagian atas, dan split squats- 3 set (10-12 repetisi) bermanfaat untuk meningkatkan kekuatan otot yang ada di bokong dan juga paha bagian depan. Untuk latihan strengthening bertujuan untuk meningkatkan massa otot untuk menjaga postural dan meningkatkan kekuatan otot. Kita dapat memberikan latihan seperti bench press- 10-15 repetisi yang bertujuan untuk meningkatkan kekuatan otot dada, bahu, dan juga lengan, seated shoulder press- 15-10 repetisi bermanfaat untuk meningkatkan kekuatan otot bahu, dan bicep curl- 3-4 set, 8-12 repetisi yang bertujuan untuk meningkatkan kekuatan otot biceps brachii.

     d) Program relaksasi 

        Program relaksasi ini selain untuk relaksasi otot juga bermanfaat untuk manajemen stress pada atlet. Karena di setiap pertandingan ada yang namanya menang dan kalah, sehingga banyak atlet mengalami stress dan tertekan ketika timnya mengalami kekalahan. Dengan adanya program relaksasi ini dapat membantu atlet untuk mengontrol stress karena mengalami kekalahan, sehingga atlet tidak akan merasakan stress yang akan mempengaruhi performa dalam bermain. Bentuk program relaksasi yang dapat diberikan ialah breathing techniques, imagery, meditation, progressive muscle relaxation, mendengarkan musik dengan durasi 15-30 menit dan untuk mengoptimalkan dalam pertandingan dapat diberikan 1-2 jam sebelum bertanding. Selain itu program relaksasi ini juga harus dilakukan secara rutin setiap hari walaupun sedang tidak ada pertandingan atau sedang beristirahat agar para atlet atau pemain E-Sports tidak merasakan stress yang berlebihan. Lakukan hal tersebut secara rutin lalu dibarengi dengan beristirahat yang cukup untuk menurunkan rasa stress dan mengonsumsi makanan yang sehat setiap harinya, dengan begitu dampak hidup sedenter dapat diminimalisir dan atlet akan berada di top performance saat bertanding.


 6. Kesimpulan 

        Dengan meningkatnya minat dan popularitas E-Sports pada kalangan masyarakat, menjadikannya sebagai ajang turnamen resmi tingkat nasional dan internasional, sehingga banyak terlahirnya atlet E-Sports di mancanegara. Tanpa diketahui ternyata cabang olahraga ini memiliki karakteristik yang kebanyakan hanya duduk dan diam sehingga hal ini menjadi sebuah anomali dari olahraga yang biasanya. Berbagai penelitian telah dilakukan dan menunjukkan bahwa "olahraga" E-Sports berpotensi tinggi terkait terjadinya cedera karena kurangnya aktivitas fisik pada individu, dengan permasalahan tersebut maka atlet akan terjadi penurunan performa sehingga tidak dapat memenangkan kompetisi. Hal tersebut dapat diminimalisir dengan meningkatkan aktivitas fisik dan melakukan olahraga untuk menghindari terjadinya perilaku sedenter.


Daftar Pustaka

Janah, N., & Nugroho, P. S. (2021). Risiko Perilaku Kurangnya Aktivitas Fisik dan Mengkonsumsi Buah Terhadap Kejadian Obesitas Pada Remaja. Borneo Student Research, Vol. 3, No. 1.

Kurniawan, F. (2019). Available online at https://journal.uny.ac.id/index.php/jorpresJORPRES (Jurnal Olahraga Prestasi), 1E-Sport dalam Fenomena Olahraga Kekini. Jurnal Prestasi Olahraga, Vol. 15, No. 2.

Muharram, I., Hidayatullah, M. F., & Riyadi, S. (2024). Respon Stigma Negatif E-Sport dan Kesehatan: Literature Review. Prosiding Seminar Nasional Wijayakusuma National Conference, 120-127.

Sinatra, F., & Rochmania, A. (2022). GANGGUAN KESEHATAN PADA ATLET E SPORT JATIM DIVISI MOBILE LEGENDS. Jurnal Prestasi Olahrag, Vol 5, No 6.

Tremblay, M., Colley, R., Saunders, T., Healy, G., & Owen, N. (2010). Physiological and health implications of a sedentary lifestyle. Applied Physiology Nutrition and Metabolism , 725-720

Rabu, 01 Mei 2024

Potensi Gangguan Muskuloskeletal pada Pemain E Sport

 


Oleh : Nanda Maulana Riszki

Mahasiswa Fisioterapi

2022


1.     Pendahuluan

Olahraga elektronik (E-Sports) memiliki disiplin yang berbeda pada olahraga umumnya yaitu  dimana para atlet menggunakan handphone atau computer untuk kompetisi permainan secara online. [1] Dalam 5 tahun kebelakang E Sport telah menjadi sangat populer dan dipertandingkan  sebagai ajang kompetisi resmi seperti Asian Games 2022 hingga ke Olimpiade 2024.[2], [3], [4] Pada tahun 2021 jumlah atlet E Sport di Indonesia mencapai 52 juta dan atlet E Sport harus melakukan pelatihan dengan intensitas tinggi yaitu dengan durasi yang lama pada setiap harinya, sehingga bisa berpotensi terhadap terjadinya gangguan musculoskeletal. [1], [5]

 

2.     Faktor risiko gangguan musculoskeletal pada pemain E Sport

Atlet E Sports melaksanakan latihan sama halnya seperti pada atlet yang lain, sehingga secara luas serupa dengan olahraga lazimnya, dikarenakan mengambil adanya kejuaraan, regulasi dan training, yaitu menganggap E Sports sebagai jenis modern sport walaupun atlet tidak terlibat dalam aktivitas fisik berat.[2]). Hal dasar inilah yang membuat para pemain E Sport mengharuskan duduk di depan layar ponsel atau computer degan durasi berkisar 10 jam/hari, yang akhirnya mengakibatkan faktor risiko terjadinya gangguan musculoskeletal.

Faktor risiko gangguan musculoskeletal pada pemain E Sport yaitu meliputi postur tubuh yang salah atau tidak ergonomis. Para atlet E Sport secara tidak sadar membentuk  postur tubuh yang buruk yaitu menahan leher untuk tetap dalam posisi menekuk  dan statis dengan waktu yang lama. Atlet E Sports melakukan kegiatan yang statis selama 4,2 jam setiap hari. [6] Postur tubuh yang buruk ini bisa menyebabkan adanya upper crossed syndrome yang akan mengakibatkan ketegangan dan kelemahan pada satu sisi dengaan sisi yang lain di ektremitas atas. Disisi lain bisa mengakibatkan timbulnya rasa nyeri pada otot di regio cervical hingga lumbal. Istilah “gamer neck” merujuk pada nyeri leher yang diakibatkan oleh os cervical karena mempertahankan posisi menunduk ke arah layar game dengan waktu yang lama. Dengan mempertahankan posisi tersebut secara menetap bisa menyebabkan terjadinya gangguan postur seperti forward head posture, yang mana akan terjadi ketegangan pada levator scapula muscles, suboccipital muscles dan kelemahan deep cervical flexors, erctor spine (lower cervical dan upper thoracal).[7] Pada kondisi tersebut juga mengakibatkan stress di cervicothoracic junction dan otot bawah paraspinal, yang mengakibatkan rasa tidak nyaman pada otot di regio cervical ke lumbal. Pemain E Sports dapat mengalami degeneratif cervikal terkait radikulopati cervical lebih awal.[8]

Durasi bermain game juga menjadi faktor risiko terhadap munculnya gangguan musculoskeletal pada pemain E Sport. Atlet E Sport bermain berkisar sampai 10 jam/hari.[9] Meninjau dari durasi yang begitu lama sangat berisiko untuk terjadinya gangguan musculoskeletal. Hal ini bisa terjadi karena bermain game mengharuskan atlet  E Sport untuk tetap duduk, sedangkan semakin lama durasi duduk seseorang maka akan mengalami muscle imbalance, yaitu terjadi weakness lower trapezius, serratus anterior, rhomboid muscles dan tightness pectoralis muscles. [10] Di sisi lain juga menyebabkan tightness pada hamstring muscle, iliopsoas muscle, dan piriformis muscle, selain itu menyebabkan low back pain dikarenakan adanya kompresi berlebih pada diskus intervertebralis dibandingkan dengan posisi berdiri. [11] Duduk yang terlalu lama juga membuat otot lelah, dimana otot yang lelah akan membuat lemah fungsi penyangga tulang belakang dan menambah kompresi dibagian ligament dan cakram intervertebralis, sehingga bisa terjadi muscle strain dan ligament sprain yang akan menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan musculoskeletal. Akibatnya pemain E Sport yang memiliki waktu bermain berlebihan bisa termasuk dalam sedentary lifestyle, yang mana hal tersebut akan lebih rentan terjadi gangguan musculoskeletal seperti nyeri pada regio shoulder dan trunk.[3]

Gerakan yang berulang dan berpola pada atlet E Sport sangat berpengaruh terhadap resiko peningkatan gangguan musculoskeletal, karena atlet bisa melakukan gerakan berulang lebih dari 500 kali per menit dalam durasi bermain berkisar 10 jam/hari [9]. Hal ini bisa terjadi karena para atlet membutuhkan reaksi secara cepat dan akurat, sehingga otot bisa mengalami overused yang dapat menyebabkan spasme dan peradangan, yang pada akhirnya bisa menjadikan kompresi pada saraf dan bisa menimbulkan rasa nyeri. Contoh gangguan musculoskeletal akibat gerakan berulang pada atlet E Sport  seperti Carpal Tunnel Syndrome atau Ulnar Tunnel Syndrome, De-Quervain’s tenosynovitis, dan epicondylitis lateralis. [8] Diagnosis tersebut bisa muncul karena akibat overused dari pada otot di regio manus dan phalange.

Berbagai penelitian menunjukan bahwa terdapat banyak gangguan musculoskeletal pada pemain E Sport secara tanpa disadari baik keluhan ringan hingga sedang. Akibatnya pada waktu yang bersamaan juga akan berpengaruh terhadap performa para atlet E Sport. Atlet  E Sport akan mengalami kendala ketika melakukan latihan baik dari dari rasa nyeri di regio cervical sampai lumbal, kesemutan pada area tangan, hingga berkurangnya kecepetan gerak jari akibat kelelahan pada otot, sehingga pelatihan akan menjadi kurang maksimal karena terjadinya banyak hambatan yaitu adanya gangguan musculoskeletal. Gangguan yang tanpa disadari inilah yang nanti juga akan berdampak panjang pada performa atlet E Sport ketika bertanding di kompetisi resmi karena ketidakmampuan menggunakan alat gerak tubuh secara maksimal karena adanya hambatan rasa nyeri, tightness, weakness dan muscle fatigue.

 

3.    Penelitian yang mendukung adanya potensi signifikan gangguan muskuloskeltal pada pemain E Sport

[1] Meninjau dari faktor aktivitas yang dilakukan  pemain E Sport yaitu duduk terlalu lama mendapatkan hasil adanya hubungan dengan gangguan muskuloskeletal dikarenakan nilai p = 0,023. Hal tersebut juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chuck Toll, dan Peter Bickmann  yang menjelaskan mengenai durasi bermain game online pada pemain E Sport yang berlebihan dapat menjadi potensi peningkatan terjadinya gangguan musculoskeletal. Dalam beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa atlet E sport melakukan kegiatan yang statis selama 4,2 jam per hari saat program latihan.[6] [2] juga melaporkan sebagian besar atlet E Sport divisi Mobile Legends Jawa Timur memiliki gangguan musculoskeletal yaitu nyeri otot pada regio cervical sampai lumbal, tightness pada upper trapezius muscle , rasa kebas dan kelelahan pada otot tangan dan jari. Hal itu terjadi akibat tingginya intensitas latihan dan berulang serta dengan durasi yang lama hingga mencapai 100 jam/ minggu. (Ratmawati & Kusumawati, dalam Lailatul Mufidah, 2021)). Sebanyak 153 atlet E Sports dilakukan penelitian dan ditemukan hasil bahwa kegiatan yang dilakukan para atlet sebanding dengan potensi meningkatnya risiko cedera yang dialami yaitu gangguan muskuloskeletal (Clements dkk., dalam [12]).

Dalam 11 dari 16 penelitian ditemukan dampak negatif yaitu pada waktu bermain >3 jam/hari terhadap predictor munculnya gangguan musculoskeletal, khususnya regio shoulder dan trunk. Para casual gamer (amateur) yang bermain dengan durasi >3 jam/hari juga harus waspada, khususnya para atlet E Sport jika ingin melawan dampak negatif dari durasi bermain game yang lama terhadap munculnya gangguan musculoskeletal.[5] Sebanyak 3 jenis kelompok dilakukan penelitian yaitu responden  amateur gamer, beginner atlet dan atlet professional E sport yang mana ditemukan bahwa amateur menghabiskan waktu di depan komputer hingga 6 jam/hari, beginner atlet E Sport 7-8 jam/hari, atlet professional E Sport 9–10 jam/hari bahkan beberapa lebih dari 12 jam/hari. Dalam penelitian tersebut dihasilkan bahwa 78,4% atlet professional E Sport dan beginner E Sport tidak menunjukkan adanya gangguan postur dengan amateur yang mendominasi responden tanpa gangguan postur. Pada saat yang sama, 70,3% responden tidak mengalami gangguan terkai kenyamanan setelah lama di depan komputer, dimana 53,9% adalah amateur, 34,6% –beginner, dan sisanya 11,5% – profesional. Terlepas dari kenyataan bahwa 78,4% peserta penelitian saat ini tidak mengalami gangguan postur, dan 70,3% tidak merasakan terkait ketidaknyamanan setelah lama di depan komputer, tetapi jika tidak adanya tindakan kesehatan yang memadai, kedepanya dapat diprediksi akan mengalami gangguan muskuloskelal baik dari professional E Sport, beginner E Sport bahkan amateur gamer . [13]

Penelitian mengenai gangguan musculoskeletal pada pemain E Sport masih terbatas dan belum menunjukan banyak rincian, seperti korelasi antara genre game dan gangguan musculoskeletal, kemudian pengaruh perbedaan intensitas dan paparan terhadap game dengan gangguan musculoskeletal.[14] Penelitian di bidang E Sports di masa depan akan menjadi sangat penting, yang mana kedepanya harus dilakukan penelitian yang menunujukan rincian lebih banyak lagi mengenai gangguan muskuloskeletal pada pemain E Sport, sekaligus adanya program preventif dan rehabilitatif yang mendukung. [15]

 

4.     Kesimpulan

Mengigat banyaknya kompetisi resmi baik dari skala nasional maupun internasional membuat banyak lahirnya para atlet E sport. Berbagai penelitian menunjukan bahwa atlet E Sport memiliki risiko atau potensi yang tinggi terkait terjadinya gangguan musculoskeletal, yaitu terutama pada regio trunk (cervical, thoracal, lumbal) dan regio shoulder akibat mempertahankan posisi duduk terlalu lama seperti gangguan forward head posture, upper cross syndrome dan muscle imbalance. Kemudian diikuti regio manus dan phalange yang disebabkan adanya overused secara menetap tanpa diimbangi dengan stretching dan strengthening exercise, seperti cedera carpal tunnel syndrome, ulnar tunnel syndrome, dan De-Quervain syndrome. Oleh karena itu kedepanya diperlukan adanya program edukasi dan rehabilitasi terkait penangangan serta pencegahan gangguan musculoskeletal pada pemain E Sport, terlebih lagi dengan adanya fisioterapis atau tim medis di setiap tim E Sport yang nantinya juga akan menunjang terhadap performa para atlet E sport dalam segi prestasi kedepanya.

 


Daftar Pustaka

[1]      K. T. Lailatul Mufidah, “No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健康関連指標に関する共分散構造分析Title,” vol. 7, no. 3, p. 6, 2021.

[2]      F. Sinatra, “Gangguan Kesehatan Pada Atlet E Sport Jatim Divisi Mobile Legends,” J. Prestasi Olahraga, vol. 5(6), pp. 90–97, 2022, [Online]. Available: https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-prestasi-olahraga/article/view/48520

[3]      A. Fisik, “Dampak Latihan Intensif Atlet Esport Mobile Legends Selama 6 Jam Sehari The Impact Of Mobile Legends Esport Athletes’ Intensive Training For 6 Hours A Day,” vol. 2, no. 2, pp. 1–6, 2023, [Online]. Available: https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JOSITA%0D

[4]      R. Venkat, “Asian Games 2022: Esports to make debut; FIFA, PUBG, Dota 2 among eight medal events,” International Olympic Committee. Accessed: Apr. 17, 2024. [Online]. Available: https://olympics.com/en/news/fifa-pubg-dota-2-esports-medal-events-asian-games-2022

[5]      C. Tholl, P. Bickmann, K. Wechsler, I. Froböse, and C. Grieben, “Musculoskeletal disorders in video gamers – a systematic review,” BMC Musculoskelet. Disord., vol. 23, no. 1, pp. 1–16, 2022, doi: 10.1186/s12891-022-05614-0.

[6]      W. K. Lam, B. Chen, R. T. Liu, J. C. W. Cheung, and D. W. C. Wong, “Spine Posture, Mobility, and Stability of Top Mobile Esports Athletes: A Case Series,” Biology (Basel)., vol. 11, no. 5, pp. 1–11, 2022, doi: 10.3390/biology11050737.

[7]      D. I. K. Makassar, “Sa’bantoro, A.F., 2023. Hubungan forward head posture dengan kejadian neck pain, spasme dan nyeri otot upper trapezius pada atlet esports di Kota Makassar (Doctoral dissertation, Universitas Hasanuddin).,” 2023.

[8]      D. Harianda and P. A. G. Lupiya, “Manajemen Kesehatan Atlet E-Sports,” Cermin Dunia Kedokt., vol. 50, no. 8, pp. 447–450, 2023, doi: 10.55175/cdk.v50i8.668.

[9]      D. P. Schary, S. E. Jenny, and A. Koshy, “Leveling Up Esports Health: Current Status and Call to Action,” Int. J. Esports, vol. 1, no. 1, pp. 1–16, 2022.

[10]    Reasius Bobby Hudson Rewasan, A. H. Endaryanto, Dian Pitaloka Priasmoro, and A. Abdullah, “Hubungan Durasi Bermain Game Online Dengan Tingkat Nyeri Punggung Bawah Pada Komunitas E-Sport,” J. Keperawatan Muhammadiyah, vol. 7, no. 1, pp. 102–106, 2022.

[11]    R. G. Junita, A. Pristianto, A. Supriyadi, and T. E. Susilo, “Hubungan Aktivitas Duduk Lama Dengan Keluhan Musculoskeletal Pada Punggung Bawah: Critical Review,” FISIO MU Physiother. Evidences, vol. 2, no. 3, pp. 150–161, 2021, doi: 10.23917/fisiomu.v2i3.15199.

[12]    A. A. A. B. Iskandar Yahya Arulampalam Kunaraj P.Chelvanathan, “No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健康関連指標に関する共分散構造分析Title,” J. Eng. Res., 2023.

[13]    N. Byshevets et al., “Risk Factors for Posture Disorders of Esportsmen and Master Degree Students of Physical Education and Sports in the Specialty ‘Esports,’” Sport i Tur., vol. 5, no. 4, pp. 97–118, 2022, doi: 10.16926/sit.2022.04.06.

[14]    W. K. Lam, R. T. Liu, B. Chen, X. Z. Huang, J. Yi, and D. W. C. Wong, “Health Risks and Musculoskeletal Problems of Elite Mobile Esports Players: a Cross-Sectional Descriptive Study,” Sport. Med. - Open, vol. 8, no. 1, 2022, doi: 10.1186/s40798-022-00458-3.

[15]    A. K. Emara et al., “Gamer’s Health Guide: Optimizing Performance, Recognizing Hazards, and Promoting Wellness in Esports,” Curr. Sports Med. Rep., vol. 19, no. 12, pp. 537–545, 2020, doi: 10.1249/JSR.0000000000000787.