Senin, 27 Mei 2024

IMM Sebagai Gerakan Mahasiswa

 

Oleh : Afnan Zain Muzakki

Kader IMM FIK 2023


     Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah merupakan gerakan mahasiswa yang sebagai elemen bangsa mempunyai peranan strategis dalam mewujudkan kehidupan berbangsa yang baik dan berakhlaq. Sebagai agen perubahan, IMM harus didukung oleh kaderkader berkualitas yang mampu melakukan perubahan sosial. IMM bertugas menjaga identitasnya sebagai gerakan dakwah di tengah masyarakat, khususnya di kalangan mahasiswa, dan mengembangkan kader-kader yang mampu mendakwahkan amar maruf nahi munkar. Untuk mencapai hal tersebut, kegiatan IMM dan kader perlu fokus pada upaya pengembangan kader yang berkarakter Islami. Sesuai dengan tujuan IMM tahun M, Bab 3 Pasal 7 IMM yaitu mengupayakan pembinaan ulama yang berakhlak mulia guna mencapai tujuan Muhammadiyah (Nugroho & Rosita, 2019). Karena akhlaq memiliki peran yang penting dalam menjalani kehidupan, terutama dalam bersosialisasi dengan masyarakat. Pandangan masyarakat terhadap seorang muslim, khususnya IMM sangat dipengaruhi oleh adanya akhlaq. Maka perlu ditanamkan kembali bahwa akhlaq harus selalu kita perhatikan dan perbaiki demi mewujudkan mahasiswa muhammadiyah unggul dan teladan yang akan melopori kebaikan dan kebenaran untuk bangsa dan agama.

        IMM menekankan setidaknya para kadernya harus menguasai kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh kader-kadernya, yaitu: religiusitas, intelektualitas, dan humanitas. Dalam melakukan pengaderannya, IMM tidak hanya menekankan penanaman nilai saja, namun bagaimana nilai yang sudah ditanamkan pada diri kader dalam pendidikan itu mampu menjadikannya sebagai akademisi yang menjadikan Islam sebagai landasan dalam berpikirnya (Fatah & Rasai, 2021). Ketika Islam sudah menjadi landasan dalam berpikir, maka akan membentuk individu yang akan berusaha menegakkan kebaikan untuk dirinya. Sehingga ketika individu tersebut menjadi lebih baik, maka akan tumbuh kepedulian dan kepekaan terhadap kebaikan yang ada di sekitarnya, yaitu masyarakat. Ideologi IMM sebagai kader yang menerapkan amar ma’ruf nahi munkar melahirkan jiwa-jiwa mahasiswa yang peduli dan peka terhadap kebaikan yang ada di masyarakat. Sehingga dari kepedulian dan kepekaan tersebut  melahirkan gerakan-gerakan mahasiswa yang dilakukan oleh IMM yang bertujuan menegakkan kebaikan dan kebenaran untuk bangsa dan agama. 

          Menurut Sadli (2012ki peranan yang penting bagi bangsa. Berikut yang menjadi tugas mahasiswa sebenarnya adalah: 

    1. Guardian of Value. 

        Mahasiswa sebagai penjaga nilai – nilai masyarakat yang kebenarannya mutlak: kejujuran, keadilan, gotong royong, integritas, empati dan lainnya.        

    2. Agen Perubahan (Agent of Change). 

            Mahasiswa juga sebagai penggerak yang mengajak seluruh masyarakat untuk bergerak dalam melakukan perubahan kea rah yang lebih baik lagi, dengan melalui berbagai ilmu, gagasan, serta pengetahuan yang mahasiswa miliki. 

    3. Moral Force. 

            Mahasiswa sebagai moral force diharuskan untuk memiliki moral yang baik. Tingkat intelektual seorang mahasiswa akan disejajarkan dengan tingkat moralitasnya. Ini yang menyebabkan mahasiswa menjadi kekuatan dari moral bangsa yang di harapkan dapat menjadi contoh dan penggerak perbaikan moral pada diri sendiri khususnya dan masyarakat. 

    4. Social Control. 

        Mahasiswa melalui kemampuan intelektual, kepekaan social serta sikap kritisnya, diharapkan mahasiswa mampu menjadi pengontrol sebuah kehidupan social pada masyarakat dengan cara memberikan saran, kritik serta solusi untuk permasalahan social masyarakat ataupun bangsa. 

        Gerakan mahasiswa berbasis Islam secara umum muncul sebagai respon terhadap sebuah realitas sosial. Sejarah mencatat bahwa gerakan–gerakan Islam kampus muncul sebagai respon pemuda dan mahasiswa muslim atas kondisi sosial-keagamaan dan politik yang berlaku (Wildan, 2015). Begitu pula dengan IMM, sebagai mahasiswa Islam juga tentunya memiliki andil besar dalam setiap gerakan-gerakan untuk memperjuangkan kebenaran dan keadilan. Dengan pembekalan ketika menjadi kader yang harus melewati proses panjang dengan Darul Arqom Dasar dan pembekalan materi penting. Tak hanya itu, ketika sudah menjabat menjadi pimpinan mereka mengemban amanah untuk kader-kadernya dan menebar manfaat di wilayah kampus maupun masyarakat. Sehingga dengan proses panjang menjadi ma3hasiswa Islam yang mengikuti IMM, tentunya sudah menjadi bibit untuk tumbuhnya mahasiswa yang aktif dan solutif di tengah masyarakat. Dengan itu, IMM mampu melahirkan gerakan-gerakan yang akan menjadi harapan bagi bangsa dalam setiap penyelasaian masalah yang ada dengan menyelasaikan dengan totalitas hingga tuntas. 


Daftar Pustaka

Caly, Sadli. 2012. Mahasiswa dan Menulis. (Online), (http://etheses.uin-malang.ac.id) diakses tanggal 12 Desember 2018 pukul 08.48 

Fatah, R. A., & Rasai, J. (2021). Model pendidikan Kader Berbasis Wawasan Kebangsaan di Era-Post-Trust: Studi Kasus Organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Universitas Muhammadiyah Maluku Utara. Sang Pencerah: Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Buton, 7(1), 40–62. https://doi.org/10.35326/pencerah.v7i1.966 

Nugroho, A., & Rosita. (2019). Peranan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dalam Membentuk karakter Islami Mahasiswa. Pai.Ump, 203–216. 

Wildan, Muhammad (dkk.) 2015. Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia Jilid 3. Jakarta: Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar