Kamis, 29 September 2022

 Pengutamaan Pendidikan Dalam Menghadapi Masa Demografi Dalam

Pemikiran Raden Ajeng Kartini

oleh Rini Adiningtyas (UNIMUS IMM ASY SYIFA)

Raden Ajeng Kartini adalah seorang tokoh feminis pertama yang ada di Indonesia, dimana telah dikukuhkan sebagai pahlawan nasional. Kartini adalah seorang pejuang kemerdekaan bagi perempuan. Perjuangan kartini paling keras adalah dalam bidang pendidikan, karnadengan keyakinan kartini bahwa pendidikan itu adalah alat yang penting yang menjadi satu-satunya cara dalam menganggkat drajat perempuan dalam membangun peradapan. Pemikiran kartini mengenai pendidikan merupakan reaksikritis atas setiap permasalahan yang dihadapinya berdasar pengalaman edukatif yang diperoleh sehingga melahirkan konsep praktis tentang pendidikan perempuan. Perjuangan kartini bukan sebatas ide , karna kartini telah berani melangkah , dengan membuka sekolah perempuan meski bertentangan dengan adat. Akibat selanjutnya perjuangan kartini menjadi stimulan pengembangan pendidikan islam yang mengalami perkembangan sangat cepat dengan tumbuhnya sekolah-sekolah perempuan dan kemajuan pemikiran islam dengan tumbuhnya berbagai organisasi keagamaan serelah wafatnya kartini. Peringatan hari kartini, diambil dari hari kelahirannya, dimulai saat penetapan presiden soekarno mengeluarkan keputusan presiden No. 108 Tahun 1964yang menetapkan kartini sebagai pahlawan nasional dan sekaligus menetapkan hari lahirnya 21 April sebagai Hari Kartini. Poin penting dalam kehidupan kartini adalah cara pandang, dan kepeduliannya terhadap kaum perempuan yang sedang tertindas oleh budaya partirarki.

Indonesia diprediksikan akan menikmati Demografi yaitu percepatan pertumbuhan ekonomi akibat berubahnya struktur umur penduduk yang ditandai dengan menurunnya resiko ketergantungan penduduk non-usia kerja kepada penduduk usia kerja. Perubahan struktur emungkinkan demografi tercipta karna meningkatnya suplai angkatan kerja, tabungan dan kualitas sumber daya manusia. Demografi tidak dapat diraih melainkan adanya upaya dengan arah kebijakan yang tepat. Hal yang dapat dilakukan tercakup dalam berbagai bidang diantaranya : Business. Keterlibatan dunia usaha. Harus diakui dunia usaha yang berkembang pesat, khususnya dunia industri mebeler. Namun demikian, peranan pengusaha tersebut belum terlihat—jika tidak dikatakan nihil—dalam pencerdasan warga masyakarat. Indikatornya, dana CSR (Corporate Social Responsibility) belum (tidak) pernah terarah di sektor pemberdayaan masyarakat secara nyata, khususnya di dunia pendidikan. Padahal, jika dana CSR dunia usaha menyasar di bidang pendidikan dampaknya sangat nyata. Di area inilah pemerintah daerah diharapkan dapat mendorong, sekaligus membuat kebijakan agar dana CSR perusahaan Jepara tepat guna menyasar ke dunia pendidikan, dan sosial kemasyarakatan lainnya. Dengan demikian, paguyuban pengusaha, asosiasi pengusaha, dan lainnya perlu diarahkan untuk ikut aktif dalam mengisi, dan turut serta mematangkan demografi masyarakat.

Civil Socity. Keterlibatan masyarakat. Peran aktif masyarakat sangat menentukan dalam menyiapkan demografi. Utamanya, kesadaran warga masyarakat dalam meningkatkan kapasitas, kualitas, dan daya saing generasi mendatang. Cara pandang masyarakat pada umumnya yang menganggap “remeh pendidikan‟ harus diubah. Polarisasi yang berkembang di masyarakat luas, “buat apa sekolah, paling-paling hanya menjadi tukang kayu harus disadarkan, sekaligus diluruskan. Berbagai kebijakan dan teroosan perlu segera diretas mendorong, menjebatani,menginisiasi, memfasillitasi dan mengapresiasi dunia academic, business, dan civil socity secara stimulan harus segera dilakukan oleh pemerintah daerah. Dalam konteks yang luas , buah dari refleksi R.A Kartini pada hakikatnya adalah bagaimana kaum muda mampu berperan aktif dalam berbagai bidang sesuai kapasitas masing-masing. Tanpa membedakan jenis kelamin, kulit, status sosial, suku, ras, dan agama. Ketokohan R.A kartini tidak hanya sebagai icon, sekaligus pejuang emansipasi perempuan , tetapi simbolperlawanan sepanjang masa. Percepatan dan kematangan terwujudnya demografi harus diwujudkan melalui kerja sama dari berbagai pihak baik academic, business, civil socity maupun goverment.

Pendidikan merupakan hak semua manusia, baik laki-laki mapun perempuan. Namun, pada realitanya jumlah perempuan lebih sedikit dibanding pria. Hal ini salah satunnya disebabkan oleh budaya tradisional yang bersumber pada konsep dari perempuan dan laki-laki secara tipikal atau stereotip gender. Hal yang menarik adalah telah terjadi pemberontakan kebudayaan dalam skala kecil pada abad ke 29 oleh gadis bernama kartini,melalui surat-surat kartini kemudian diterjemahkan oleh Armin Pane dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang merupakan suatu pena yang menggambarkan perjuangan seorang perempuan dengan cara yang dimaksud tertentu yang diharapkan bisa memotivasi perempuan muslim, khususnya perempuan Indonesiapada umumnya untuk berjuang bersama-sama mendapatkan hak-hak dan perananya sebagai individu dan masyarakat dalam segala bidang dari keterpurukan  kepada peradaban dan bermakna melalui pendidikan. Hingga kini perempuan selalu terdiskriminasikan dalam segala bidang hal termasuk pendidikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar