Emansipasi Wanita dan Eksistensinya
Oleh : Annisa Aulia Wardhani
Jika
berbicara mengenai perempuan dan emansipasi masa kini, kita perlu mengetahui
dulu apa sebernarnya arti dari emansipasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), emansipasi adalah pembebasan
dari perbudakan; persamaan hak dalam berbagai kehidupan masyarakat (seperti persamaan
hak kaum wanita dengan kaum pria).
Sedangkan
emansipasi wanita adalah proses pelepasan diri para wanita dari kedudukan sosial
ekonomi yang rendah atau dari pengekangan hukum yang membatasi kemungkinan
untuk berkembang dan untuk maju.
Emansipasi
wanita sangat lekat kaitannya dengan R.A. Kartini. Seorang wanita priyayi Jawa
yang mempunyai pemikiran untuk maju pada masanya. Emansipasi yang dilakukan
oleh R.A. Kartini adalah agar wanita mendapatkan hak atas pendidikan yang
seluas-luasnya serta setinggi-tingginya.
Dari
perjuangan Kartini di masa itu, kondisi wanita masa kini sangatlah jauh berbeda
dengan kondisi wanita di masa lalu. Sekarang, wanita telah merasakan kebebasan
atas hak-hak yang diperjuangkan pada masa lalu.
Namun,
di era modern ini istilah emansipasi sudah mengalami pergeseran makna. Kita
sebagai wanita tentunya sadar mengenai hal itu. Tetapi kebanyakan wanita masih
belum paham bagaimana cara mengatasinya. Padahal banyak sekali cara untuk
mengembalikan maknanya seperti yang seharusnya.
Salah
satu contoh kasus tentang bergesernya makna emansipasi pada masa kini adalah
banyaknya wanita yang menganggap emansipasi hanya sekedar bentuk untuk
mengekspresikan diri secara bebas. Tetapi sangat disayangkan jika konteks
mengekspresikan diri disini dijadikan kedok kebebasan yang sebebas-bebasnya
oleh kaum wanita yang miris dilakukan pada zaman millennial ini. Dimana hal
tersebut tanpa sadar juga menjatuhkan martabat wanita dan emansipasi sendiri
kehilangan maknanya.
Selain
itu, banyak juga wanita diluar sana yang terbawa arus globalisasi menjadi
pribadi dengan kehidupan yang hedonis, anti-sosial, apatis di lingkungan
sekitar, serta
mengarahkan wanita dalam gaya hidup lebih matrealistis karena dituntut untuk
bermewah-mewah.
Dengan gaya hidup wanita
yang seperti itu membuat mereka nyaman di zonanya lalu lupa akan peran dan
posisinya dalam masyarakat. Mereka terlena dengan kemajuan teknologi dan
mewahnya fasilitas hingga melupakan bagaimana emanispasi seharusnya. Mereka
lupa akan hak yang telah diperjuangkan R.A. Kartini di masa lalu.
Sebenarnya jika
dibandingkan kembali kondisi saat ini sangat lebih baik dari pada kondisi masa
lalu. Dimana para wanita memiliki banyak kesempatan untuk terus mempertahankan
hak dan bersaing dengan banyak wanita hebat lain yang di luar sana. Seharusnya
hal itu dapat dimanfaatkan untuk menambah keterampilan serta wawasan.
Maka
dari itu, sudah seharusnya wanita mengubah mindset nya mengenai emansipasi yang
seharusnya. Wanita tidak boleh menggantungkan dirinya ke orang lain terutama
pada laki-laki dan belajar lebih mandiri dalam menjalani kehidupannya.
Di
dalam lingkup sehari-hari, emansipasi wanita bisa dimulai dengan hal kecil,
misalnya menjadi agen perubahan dalam suatu komunitas. Peran dari agen
perubahan ini untuk mempengaruhi orang lain untuk melalukan hal-hal positif.
Oleh karena itu, dengan melakukan hal yang sederhama tetapi sudah membawa
kebaikan dan manfaat bagi orang lain sudah merupakan wujud dari emansipasi.
Wanita
harus membuktikan bahwa dirinya pantas mendapatkan dan mempertahankan
hak-haknya. Karena emansipasi wanita tidak semata-mata hanya berfokus pada
kesetaraan gender untuk mendapatkan kesempatan yang sama. Tetapi makna sebenarnya
dari emansipasi wanita tentang bagaimana wanita dapat menyadari “nilai” dari
dirinya dan bermanfaat untuk lingkungan sekitarnya serta berkembang menjadi
lebih baik tanpa menghilangkan jati dirinya. Dengan memahami makna emansipasi
wanita seutuhnya, wanita turut serta memberikan perubahan bagi masyarakat dan
negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar