Kamis, 29 April 2021

 

Emansipasi Wanita dan Eksistensinya

Oleh : Annisa Aulia Wardhani

 

Jika berbicara mengenai perempuan dan emansipasi masa kini, kita perlu mengetahui dulu apa sebernarnya arti dari emansipasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), emansipasi adalah pembebasan dari perbudakan; persamaan hak dalam berbagai kehidupan masyarakat (seperti persamaan hak kaum wanita dengan kaum pria).

Sedangkan emansipasi wanita adalah proses pelepasan diri para wanita dari kedudukan sosial ekonomi yang rendah atau dari pengekangan hukum yang membatasi kemungkinan untuk berkembang dan untuk maju.

Emansipasi wanita sangat lekat kaitannya dengan R.A. Kartini. Seorang wanita priyayi Jawa yang mempunyai pemikiran untuk maju pada masanya. Emansipasi yang dilakukan oleh R.A. Kartini adalah agar wanita mendapatkan hak atas pendidikan yang seluas-luasnya serta setinggi-tingginya.

Dari perjuangan Kartini di masa itu, kondisi wanita masa kini sangatlah jauh berbeda dengan kondisi wanita di masa lalu. Sekarang, wanita telah merasakan kebebasan atas hak-hak yang diperjuangkan pada masa lalu.

Namun, di era modern ini istilah emansipasi sudah mengalami pergeseran makna. Kita sebagai wanita tentunya sadar mengenai hal itu. Tetapi kebanyakan wanita masih belum paham bagaimana cara mengatasinya. Padahal banyak sekali cara untuk mengembalikan maknanya seperti yang seharusnya.

Salah satu contoh kasus tentang bergesernya makna emansipasi pada masa kini adalah banyaknya wanita yang menganggap emansipasi hanya sekedar bentuk untuk mengekspresikan diri secara bebas. Tetapi sangat disayangkan jika konteks mengekspresikan diri disini dijadikan kedok kebebasan yang sebebas-bebasnya oleh kaum wanita yang miris dilakukan pada zaman millennial ini. Dimana hal tersebut tanpa sadar juga menjatuhkan martabat wanita dan emansipasi sendiri kehilangan maknanya.

Selain itu, banyak juga wanita diluar sana yang terbawa arus globalisasi menjadi pribadi dengan kehidupan yang hedonis, anti-sosial, apatis di lingkungan sekitar, serta mengarahkan wanita dalam gaya hidup lebih matrealistis karena dituntut untuk bermewah-mewah.

Dengan gaya hidup wanita yang seperti itu membuat mereka nyaman di zonanya lalu lupa akan peran dan posisinya dalam masyarakat. Mereka terlena dengan kemajuan teknologi dan mewahnya fasilitas hingga melupakan bagaimana emanispasi seharusnya. Mereka lupa akan hak yang telah diperjuangkan R.A. Kartini di masa lalu.

Sebenarnya jika dibandingkan kembali kondisi saat ini sangat lebih baik dari pada kondisi masa lalu. Dimana para wanita memiliki banyak kesempatan untuk terus mempertahankan hak dan bersaing dengan banyak wanita hebat lain yang di luar sana. Seharusnya hal itu dapat dimanfaatkan untuk menambah keterampilan serta wawasan.

Maka dari itu, sudah seharusnya wanita mengubah mindset nya mengenai emansipasi yang seharusnya. Wanita tidak boleh menggantungkan dirinya ke orang lain terutama pada laki-laki dan belajar lebih mandiri dalam menjalani kehidupannya.

Di dalam lingkup sehari-hari, emansipasi wanita bisa dimulai dengan hal kecil, misalnya menjadi agen perubahan dalam suatu komunitas. Peran dari agen perubahan ini untuk mempengaruhi orang lain untuk melalukan hal-hal positif. Oleh karena itu, dengan melakukan hal yang sederhama tetapi sudah membawa kebaikan dan manfaat bagi orang lain sudah merupakan wujud dari emansipasi.  

Wanita harus membuktikan bahwa dirinya pantas mendapatkan dan mempertahankan hak-haknya. Karena emansipasi wanita tidak semata-mata hanya berfokus pada kesetaraan gender untuk mendapatkan kesempatan yang sama. Tetapi makna sebenarnya dari emansipasi wanita tentang bagaimana wanita dapat menyadari “nilai” dari dirinya dan bermanfaat untuk lingkungan sekitarnya serta berkembang menjadi lebih baik tanpa menghilangkan jati dirinya. Dengan memahami makna emansipasi wanita seutuhnya, wanita turut serta memberikan perubahan bagi masyarakat dan negara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar