Realisasi dan Refleksi
Emansipasi Wanita untuk Negeri di Masa Kini
Oleh:
Kharisma Dita
Kala
zaman penjajahan bahkan sesampainya pasca kemerdekaan Indonesia, perempuan
hanyalah dipandang sebelah mata, pandangan itu hanyalah sebatas budak pemuas
nafsu atau sekedar memberikan pelayanan baik secara materill atau immateril.
Sehingga pemberian label tersebut terhadap perempuan ditentang pada masa
itu, seolah olah pandangan tersebut
memberikan arti bahwa perempuan adalah seonggok daging yang lemah atau bahkan
hanya mampu bertahan hidup dibawah perlindungan kaum laki-laki.
Stereotip masyarakat pada saat itu
memicu pemberontakan dari kaum wanita yang di nahkodai oleh salah satu seorang
pahlawan keperempuanan, yaitu Raden Ajeng Kartini. Perannya begitu besar dalam
membangun peradaban bangsa ini, terutama dalam memperjuangkan hak hidup untuk
memberikan kebebasan terhadap perempuan. Memperjuangkan hak perempuan pada saat
itu tidaklah mudah serta harus menjalani masa yang teramat sulit, sehingga muncullah
gerakan emansipasi wanita yang bertujuan untuk menghapuskan perbudakan terhadap
perempuan.
Setelah adanya gerakan emansipasi
wanita dikala itu sampai pada saat sekarang ini, memberikan nilai kebebasan
terhadap perempuan. Kebebasan tersebut memiliki arti memberikan kebebasan dari
adanya batasan hukum, berpolitik, atau sosial ekonomi. Sehingga memungkinkan
kelompok sosial yang tidak berdaya mampu dan bisa untuk mendapatkan akses dan
kendali atas sumber daya manusia di dalam masyarakat tertentu.
Pada zaman moderen dan serba digital
seperti saat ini, justru perempuan harusnya mampu untuk merefleksikan
sebenarnya jati dirinya, sebagai bentuk implementasi dari gerakan emansipasi
wanita di masa lampau dengan berbagai gerakan yang positif. Sehingga gerakan
emansipasi wanita yang di perjuangkan pada saat dahulu, bukanlah sebagai angin
lalu belaka.
Adapun
beberapa beberapa gerakan refleksi tersebut yaitu untuk saling memberikan
dukungan terhadap sesama perempuan serta
selalu mendukung kesetaraan gender. Kedua, mampu dan mumpuni untuk menyuarakan
pendapat dalam publik serta tidak pernah takut untuk memperjuangkan hak-hak
keperempuanan. Sehingga perempuan terbebas dari kekerasan ataupun diskriminasi.
Ketiga, seorang perempuan juga harus mampu untuk memiliki pengetahuan atau
pendidikan yang tinggi sehingga mampu memberikan edukasi untuk generasi
berikutnya. Sehingga masyarakat memandang seorang perempuan tanpa kelas
sosialnya.
Refleksi
tanpa henti agar esensi emansipasi tidak mati
Hiduplah
sebagaimana hidup untuk terus menginspirasi
Teruslah
membangun negeri dengan memberi edukasi
Karena
perempuan adalah Kartini di masa kini
Teruslah
berjuang dan berproses tanpa henti
Hari
ini, sekarang kemudian nanti.
Di
Surakarta, April 2021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar