PEREMPUAN MASA KINI
Di
era serba ada seperti saat ini, rasa-rasanya hampir tidak ada hal yang tidak
dapat dilakukan oleh setiap orang, tak terkecuali perempuan. Perempuan masa
kini sudah jauh berbeda dibanding yang dulu. Saat ini, gerak perempuan sudah lebih dinamis,
pergerakan perempuan juga beragam dan dapat kita rasakan manfaatnya
dimana-mana. Namun apakah perubahan ini sudah cukup, terutama di Indonesia?
Menurut
saya, perubahan ini masih belum cukup. Dalam beberapa kasus perempuan masih
sering menjadi bulan-bulanan dan mendapatkan perlakuan yang jauh berbeda
dibanding laki-laki. Contohnya dalam kasus perselingkuhan. Kebanyakan orang
akan menuding pelakor yang dianggap tak punya hati dan terkadang para pelakor
juga mendapatkan tindakan tak terhormat seperti dipersekusi. Sedangkan si
pelakon utamanya, yaitu sang suami, paling-paling hanya akan dimarahi si istri,
yang kemudian akan dimaafkan dan dilupakan begitu saja. Selingkuh bagi pria
dianggap perilaku lumrah dan normal yang merupakan cobaan bagi istri dan harus
dimaafkan, sedangkan istri dituntut setia seumur hidupnya. Bukan berarti saya
membenarkan tindakan perselingkuhan, tapi bukankah perselingkuhan bisa terjadi
atas kehendak keduanya? Tapi mengapa hanya pihak perempuan yang mendapat
perilaku tak pantas? Contoh lainnya adalah kasus pemerkosaan, yang akhir-akhir
ini, entah mengapa, sering sekali terjadi. Masih ada orang-orang akan
menyalahkan korban, yang memakai pakaian yang dinilai kurang pantas, atau
korban yang keluar malam-malam, seakan-akan, orang yang berpakaian minim atau
yang keluar malam-malam itu pantas dan minta diperkosa. Pemikiran-pemikiran
seperti inilah yang menurut saya perlu diubah. Mengajarkan sopan santun dalam
berperilaku dan berpakaian tidak hanya diajarkan pada perempuan, tapi pada
laki-laki juga. Perbuatan pelecehan seksual atau perselingkuhan bukanlah hal
yang normal, tapi merupakan suatu kejahatan yang nyata dan tak pantas.
Diluar
ketimpangan yang saya ungkapkan diatas, sebenarnya sebagai perempuan kita juga
patut bangga atas prestasi-prestasi yang dapat dicapai perempuan. Tidak melulu
tentang macak-masak-manak, perempuan saat ini sudah banyak berkiprah dan
berkontribusi dalam berbagai faktor. Contohnya adalah superhero kita di
masa pandemi ini, yaitu Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K) yang sudah sangat
sering kita lihat di televisi sebagai salah satu pakar COVID-19. Kemudian ada
juga Prof. Dr. dr. Herawati Sudoyo, M.S, penerima Habibie Award atas
terobosannya di bidang biologi molekuler, yang turut serta meneliti vaksin
COVID-19 dan masih banyak contoh yang lainnya, bahkan bisa jadi kitalah yang
nantinya mengikuti jejak-jejak tokoh-tokoh tersebut di jalur yang kita pilih
sendiri.
Terakhir,
menurut saya mengkotak-kotakkan sesuatu berdasarkan jenis kelamin hanyalah
omong kosong. Baik pria maupun wanita seharusnya mendapat hak dan kewajiban
yang sama yang tentunya tetap mengacu kepada Al-Qur’an dan Sunnah. Stereotype
perempuan selalu lemah, cengeng dan tak berdaya harus dihapuskan, begitu juga
dengan stereotype pria selalu kuat dan tidak cengeng. Baik laki-laki ataupun
perempuan, kaya ataupun miskin, tampan ataupun cantik, wajib dimanusiakan dan
memanusiakan lainnya.
Oleh :
Hilwa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar